Presiden Jokowi Jelaskan Risiko jika Indonesia Lockdown di Awal Pandemi Covid-19
Presiden Jokowi menjelaskan risiko jika Indonesia lockdown di awal pandemi Covid-19, di antaranya ekonomi turun hingga 17 persen dan adanya kerusuhan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
"Oleh sebab itu saya putuskan tidak lockdown meskipun tekanannya lockdown, dan ternyata tidak salah."
"Itu kalau diputuskan lockdown bisa minus 17 ekonomi kita, mengembalikannya itu yang sulit," jelasnya.
Baca juga: Menteri Basuki Dampingi Presiden Jokowi Buka Kick Off Keketuaan ASEAN Indonesia 2023
Lockdown Berpotensi Rusuh
Presiden Jokowi mengatakan, risiko lain yang kemungkinan dihadapi jika lockdown pada awal pandemi Covid-19 adalah kerusuhan.
Ia mempertimbangkan potensi ini karena rakyat mungkin hanya dapat bertahan selama kurang dari satu bulan untuk lockdown.
Presiden Jokowi mempertimbangkan keadaan saat lockdown dan kemampuan rakyat dalam memenuhi kebutuhannya.
"Coba saat itu, misalnya kita putuskan lockdown."
"Hitungan saya dalam 2 atau 3 minggu, rakyat sudah enggak bisa, (hanya) memiliki peluang untuk mencari nafkah, (karena) semuanya ditutup, negara tidak bisa memberikan bantuan kepada rakyat," kata Presiden Jokowi.
Bahkan, Presiden Jokowi mengaku kesulitan mengambil keputusan untuk lockdown atau tidak, hingga membutuhkan waktu beberapa hari.
"Saya semedi 3 hari untuk memutuskan apa ini, apakah kita harus lockdown atau tidak."
"Karena (saya) betul-betul sangat tidak memiliki pengalaman semuanya mengenai ini," kata Presiden Jokowi.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti/Reza Deni/Rahmat Fajar Nugraha/Taufik Ismail)
Berita lain terkait Presiden Jokowi