Kasus Covid-19 Stabil, Agar Pandemi Tetap Terkontrol, Dokter Reisa Ajak Masyarakat Lengkapi Vaksin
Juru Bicara Pemerintah dan Adaptasi Kebiasaan Baru Dokter Reisa Broto Asmoro ajak masyarakat untuk lengkapi vaksin Covid-19.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kasus Covid-19 di Indonesia tetap terkendali meski kebijakan PPKM telah dicabut.
Kondisi ini tentu harus terus dijaga, salah satu cara kontrol situasi pandemi Covid-19 agar stabil adalah dengan melakukan vaksinasi Covid-19.
Baca juga: Pakar Sarankan Vaksin Covid-19 Tetap Diberikan Gratis Walau Pandemi Usai
Juru Bicara Pemerintah dan Adaptasi Kebiasaan Baru Dokter Reisa Broto Asmoro ajak masyarakat untuk lengkapi vaksin Covid-19.
"Kondisi ini harus kita jaga dengan baik agar tidak ada lagi lonjakan kasus. Pandemi belum usai. Supaya pandemi tetap terkontrol dengan baik, salah satu upaya yang penting dengan vaksinasi lengkap dan booster," ungkap Reisa pada kanal YouTube Kementerian Kesehatan, Selasa (14/2/2023).
Reisa menyampaikan, masyarakat perlu tahu bahwa enam bulan setelah penyuntikan dosis lengkap, pasti ada penurunan antibodi.
Karena itu, butuh vaksin booster agar proteksi diri terhadap Covid-19 kembali meningkat.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Belum Usai, Jubir Pemerintah Imbau Lengkapi Dosis Vaksin Covid-19
Hal ini penting, terutama untuk kelompok rentan.
"Itu sebabnya kalau sudah lengkap vaksin dua dosis, jangan lupa juga lengkapi dengan booster atau lanjutannya. Agar kita tidak mudah tertular dan menurunkan risiko perburukan akibat Covid-19," kata Reisa.
Sebagai informasi, mulai 24 Januari, pemerintah menjalankan program vaksinasi booster kedua untuk orang berusia 18 tahun ke atas.
Vaksin yang digunakan untuk booster kedua atau dosis keempat merupakan jenis vaksin yang telah memperoleh persetujuan atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Reisa mengajak masyarakat memanfaatkan booster kedua sebaik mungkin.
"Supaya kita bisa mengantisipasi Covid-19," tegasnya.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan sebulan setelah PPKM dicabut, semua parameter epidemiologi menurun dan terkendali.
Tidak ada lonjakan kasus, tidak ada penambahan kematian.
Berdasarkan survei Serologi Antibodi SARS-CoV-2 kepada 16.286 orang di 19 kabupaten/kota, 99 persen antibodi meningkat.
Survei memeriksa darah untuk mengetahui tingkat antibodi.
"Itu menambah keyakinan, meski pandemi belum berakhir tapi kita bisa mengendalikan," tutup Syahril.