Pakar Kesehatan Sarankan Wajib Pakai Masker Saat Gunakan Fasilitas Umum dan Transportasi Publik
Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman sarankan penggunaan masker kembali wajib dilakukan di fasilitas umum dan transportasi
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kasus harian Covid-19 kembali meningkat.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 29 April 2023, kasus harian dilaporkan bertambah sebanyak 2.074 orang.
Terkait hal ini, Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman sarankan penggunaan masker kembali wajib dilakukan di fasilitas umum dan transportasi publik.
"Untuk pemerintah, fasilitas umum, dan transportasi pubik, saya kira diwajibkan untuk meminimalisir (penularan)," ungkap Dicky pada Tribunnews, Rabu (3/5/2023).
Ia menilai jika masker merupakan salah satu cara yang efektif, mudah dan murah mencegah penularan.
Menurutnya penggunaan masker dan penerapan protokol kesehatan penting, mengingat adanya kelompok rawan.
Kelompok rawan di Indonesia terhitung masih cukup besar.
"Anak usia di bawah lima tahun, ibu hamil, lansia atau orang dewasa sekali pun yang memiliki komorbid. Dan termasuk orang-orang yang sudah dua kali terinfeksi Covid-19. Mereka termasuk ke dalam kelompok berisiko tinggi," papar Dicky .
Oleh karena itu respon yang harus dilakukan adalah menerapkan protokol kesehatan dan memakai masker.
Lebih lanjut ia pun mengingatkan pentingnya melakukan booster Covid-19.
"Kemudian vaksinasi booster yang bivalen, khusus merespon Omicron dan turunannya. Ini menjadi sangat penting," kata Dicky menambahkan.
Selain itu Dicky mengungkapkan jika testing juga menjadi penting.
"Secara umum, saat ini bukan atau belum menjadi ancaman bagi populasi. Asalkan kita tetap melakukan mitigasi khususnya pada kelompok berisiko," urai Dicky.
Baca juga: Lestari Moerdijat: Pandemi Belum Berakhir, Tetap Konsisten Lindungi Diri dari Ancaman Covid-19
Lebih lanjut, ia mengungkapkan jika saat ini subvarian Omicron yaitu XBB dalam satu bulan terakhir sudah mendominasi di level dunia.
Dicky mengungkapkan jika hal ini harus menjadi kewaspadaan atau pengingat bahwa XBB tidak bisa dianggap remeh.
"Karena dia bisa berdampak pada kelompok di rawan," pungkasnya.