Tiga Skenario Teoritis Tanda Berakhirnya Pandemi
Hilangnya pandemi tidak bisa tiba-tiba. Ada tiga skenario teoritis yang bisa terjadi dalam akhir suatu pandemi.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman, mengatakan pandemi tidak bisa menghilang secara tiba-tiba.
Setidaknya ada tiga skenario teoritis yang bisa menjadi akhir dalam suatu pandemi.
"Hilangnya pandemi tidak tiba-tiba seperti itu. Ada tiga skenario teoritis yang bisa terjadi dalam akhir suatu pandemi," ungkapnya pada Tribunnews, Minggu (14/5/2023).
Pertama terjadi eliminasi dari virusnya, dan ini kata Dicky sangat jarang terjadi bahkan hampir mustahil.
Baca juga: Mengapa Status Darurat Covid-19 Dicabut Tapi Pandemi Belum Selesai? Begini Penjelasannya
Kedua pandemi bisa berakhir karena virus ini menjadi endemi.
"Terus bertahap, makin terkendali karena vaksin, karena public health intervention, ada karantina, ada protokol kesehatan, macam-macam," papar Dicky.
Ketiga, perlu waktu lama agar kemampuan virus menurun dalam menyebabkan penyakit.
Artinya, virus bersirkulasi dalam level yang tidak membahayakan lagi.
"Untuk mencapai itu , kita msih harus menanti. Akhirnya apakah jalur endemi atau semakin terkendali, yang mana. Kalau eliminasi, jelas tidak mungkin," kata Dicky menambahkan.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya memperjuangkan langkah selanjutnya usai pencabutan PHEIC.
"Tentu paling utama adalah program vaksinasi atau booster pada kelompok berisiko tinggi. Saya menyarankan paling berisiko pemberian vaksin booster bivalen," tutur Dicky.
Selain itu pemerintah perlu membagun literasi publik terkait penerapan perubahan perilaku.
Selain itu, diperlukan peningkatan sirkulasi dan ventilasi udara.
Baik pada semua fasilitas umum di luar dan dalam ruangan.
"Termasuk sistim pengobatan dan rujukan. Ini semua harus dibangun," pungkasnya.