Moderna Perluas Transfer Teknologi Vaksin mRNA ke Negara-negara Asia Pasifik
Moderna pun berkomitmen untuk terus memperluas transfer teknologi dalam pembuatan vaksin dengan platform teknologi mRNA.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengalaman pandemi Covid-19 membawa pelajaran bagi semua negara di dunia.
Penyiapkan ketahanan kesehatan menjadi penting untuk menghadapi pendemi kedepan.
Salah satunya soal pembuatan vaksin.
Baca juga: Kementerian Kesehatan Jepang Mulai Buat Database Vaksin Corona, Apa Saja Isinya?
Vaksin sudah lama terbukti menjadi metode paling efektif dan utama untuk mencegah penyakit menular.
Moderna pun berkomitmen untuk terus memperluas transfer teknologi dalam pembuatan vaksin dengan platform teknologi mRNA.
Senior Vice President of Commercial Vaccines at Moderna Patrick Bergstedt menuturkan, dengan memanfaatkan kekuatan mRNA maka cocok untuk mengatasi patogen saat ini dan patogen baru yang mengancam kesehatan global.
Baca juga: Kanada Deteksi Kasus Pertama Varian Virus Corona Omicron BA.2.86
"Inisiatif akses mRNA kami membuka akses ke kemampuan produksi pra-klinis dan keahlian R&D Moderna kepada mitra internasional, sehingga bersama-sama kita dapat mengeksplorasi kemungkinan penggunaan mRNA untuk melawan ancaman kesehatan masyarakat terbesar di dunia," tuturnya pada Jumat (15/9/2023).
Pihaknya berkomitmen, bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah untuk tidak pernah mempatenkan vaksin Covid-19 terhadap perusahaan yang memproduksi di atau untuk 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah dalam Komitmen Pasar Lanjutan (Advance Market Commitment/AMC) Gavi COVAX.
"Kami memprioritaskan akses yang terjangkau terhadap obat-obatan kami, menyeimbangkan inovasi, dan keberlanjutan untuk memenuhi janji mRNA dan menjangkau komunitas pasien di seluruh dunia," terang Patrick.
Program akses mRNA menawarkan kepada para peneliti dan mitra global untuk mengeksplorasi desain vaksin baru untuk melawan penyakit menular yang baru muncul atau terabaikan.
Saat ini, Moderna tengah mengembangkan 47 program mRNA pada seluruh penyakit menular, imuno-onkologi, penyakit langka, penyakit autoimun, dan penyakit kardiovaskular.
"Kami terus meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan vaksin dengan kekebalan yang tahan lama bahkan untuk penyakit menular yang paling menantang sekalipun. mRNA mengulurkan harapan untuk melindungi dari banyak penyakit yang saat ini tidak dapat disembuhkan, termasuk virus laten," ungkap dia.
Adapun tantangan umum dalam pembuatan vaksin berbasis mRNA adalah memastikan akses yang tepat waktu ke bahan baku yang cukup, tenaga kerja terampil, dan fasilitas produksi dengan tetap mempertahankan langkah-langkah kontrol kualitas yang ketat dan rantai pasokan yang lincah.
Diketahui, Asia menanggung beban penyakit menular tertinggi, dan beban penyakit tidak menular meningkat seiring dengan bertambahnya usia penduduk.
"Kami terus berkembang dalam vaksin profilaksis, penyakit kardiovaskular, onkologi, dan penyakit langka untuk menggunakan teknologi mRNA," harap dia.