KPH Eddy S Wirabhumi: Raja dan Sultan se-Nusantara Satu Jiwa dengan Perjuangan DPD RI
Menurut Eddy, LaNyalla sebagai Ketua DPD RI juga telah berkeliling Nusantara untuk bertemu para Raja dan Sultan
Editor: Content Writer
"Kami juga sudah lelah, tapi tak akan pernah menyerah berjuang terus mengharapkan kehadiran negara melalui pelestarian dalam konsep revitalisasi Keraton dan Kerajaan," tegas dia.
Dengan alasan tersebut, Eddy mendukung penguatan DPD RI agar bisa berperan lebih nyata menggagas dan mengoreksi arah perjalanan bangsa ini melalui Amandemen UUD yang hendaknya menjadi perjuangan seluruh Kerajaan dan Keraton anggota MAKN.
“Kita punya komitmen bersama Presiden dan Mendikbud di Istana Bogor. Bahwa pada akhirnya komitmen itu masih jauh dari harapan, termasuk di dalamnya peran Kemendikbud agar Kerajaan dan Keraton ini diberikan inspirasi lebih nyata, termasuk di dalamnya penggunaan aset Kerajaan dan Keraton," ujarnya.
Hingga kini, Eddy menyebut jika komitmen tersebut banyak yang belum terealisasi. Namun, Eddy menegaskan jika pihaknya tak akan pernah lelah berjuang mendapatkan hak-hak yang memang seharusnya mereka miliki.
"Kita tak boleh lelah berjuang. Kita keturunan para pejuang. Leluhur kita tak pernah lelah berjuang untuk kesejahteraan masyarakat," ungkap dia.
Sementara itu, ketua panitia FAKN I, Yang Mulia Raden Lili Djamhur Soemawilaga, berharap forum ini menjadi ajang untuk memperkuat tali silaturahmi dan persatuan yang lebih erat lagi. Dikatakannya, forum ini amat strategis karena akan membahas kebudayaan secara khusus.
"Dengan kebudayaan, stabilitas negara di bawah naungan NKRI akan terwujud," papar dia.
Di tempat yang sama, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir memaparkan, bangsa ini terdiri dari beragam agama, adat istiadat, suku bangsa dan budaya. Namun semuanya tetap lestari di bawah naungan NKRI.
“Inilah legacy Kerajaan dan Keraton yang harus terus dipelihara dan dilestarikan. Di tengah perkembangan global, yang paling ampuh menghadapi terpaan arus adalah dengan memperkuat ketahanan budaya. Nilai yang terkandung dalam kearifan lokal itu adalah DNA bangsa Indonesia. (*)