Syarif Abdullah Sayangkan Penumpukan Penumpang KRL saat Lebaran
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syarif Abdullah Alkadrie menyayangkan terjadinya penumpukan penumpang di Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line tujuan Ja
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syarif Abdullah Alkadrie menyayangkan terjadinya penumpukan penumpang di Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line tujuan Jakarta-Bogor pada hari pertama Lebaran, Minggu (24/5/2020). Penumpukan tersebut mengakibatkan saling berhimpitan dan tentu saja mengabaikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti physical distancing.
Melalui keterangan persnya, Selasa (26/5/2020), Syarief juga menyampaikan kekhawatirannya akan potensi terjadinya lonjakan pasien positif Covid-19 usai hari raya, khususnya di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).
Baca: Stasiun KRL Jabodetabek Padat Penumpang saat Idul Fitri, Ini Penjelasan KCI
"Terlebih, usai terjadi kepadatan penumpang di dalam gerbong moda transportasi KRL tersebut yang tanpa mengindahkan protokol kesehatan. Apalagi, sebelumnya oleh sejumlah kalangan sudah diprediksi bakal terjadi pelonjakan setelah lebaran. Saya khawatir, namun mudah-mudahan saja tidak terjadi,” ujar Syarief.
Politisi Fraksi Partai Nasdem ini mendesak pemerintah pusat dan daerah saling berkoordinasi untuk mencegah masyarakat dari kampung halaman kembali ke wilayah sentral. Tujuannya, dalam rangka mengantisipasi lonjakan drastis pasien positif Covid-19.
Baca: Mulai Hari Ini, KRL Kembali Beroperasi Melayani Masyarakat Sesuai Aturan PSBB
"Jadi ditahan, supaya bisa dilokalisir ya. Jangan sampai nanti membludak di Jakarta yang menjadi sentral," tandasnya.
Di sisi lain, legislator dapil Kalimantan Barat I tersebut menegaskan upaya pencegahan tersebut perlu dilakukan, mengingat tenaga medis dengan sumber daya manusia (SDM) yang terbatas agar tak kewalahan merawat pasien. “Kalau terjadi lonjakan, kita sangat kasihan kepada tenaga medis kita. Sudah minim SDM dan kemudian juga fasilitasnya. Tentunya, kita berdoa semoga tidak terjadi,” pungkas Syarief. (*)