Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang Desak Pemerintah untuk Fokus Perkuat Sektor Pertanian
Rachmat Gobel mendesak pemerintah untuk fokus memperkuat sektor pertanian daripada kendaraan listrik.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang Rachmat Gobel mengatakan, sebaiknya pemerintah fokus untuk membangun pemerataan ekonomi, menanggulangi kemiskinan, serta memperkuat sektor pertanian, perikanan, dan pangan pada umumnya.
“Subsidi untuk yang papa, bukan untuk yang berdaya. Mari kita gunakan akal sehat dan nurani kita dalam bernegara. Mana yang lebih prioritas dan penting, membangun pertanian dengan mensubsidi petani dan pertanian atau mensubsidi mobil listrik dan pengusaha kaya?,” ungkap Gobel, dikutip dari keterangan persnya, Selasa (16/5/2023).
Hal itu ia sampaikan untuk menanggapi kebijakan pemerintah yang memberikan subsidi untuk sepeda motor listrik dan subsidi untuk mobil listrik.
Berdasarkan pemberitaan di media massa, subsidi itu besarnya sekitar Rp 7 juta untuk sepeda motor dan sekitar Rp 25 juta hingga Rp 80 juta untuk mobil.
Selain itu, pemerintah juga akan mengganti mobil dinas pejabat eselon I dan eselon II serta sepeda motor dinas dari kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik.
Adapun anggaran untuk setiap pembelian satu mobil listrik itu adalah Rp 966 juta. Sedangkan anggaran untuk motor listrik adalah Rp 28 juta per unit.
Nilai total subsidi sepeda motor listrik untuk periode 2023-2024 mencapai Rp 7 triliun. Angka ini belum termasuk subsidi untuk mobil listrik yang nilai subsidi per unitnya jauh lebih besar.
Subsidi ini, lanjut Gobel, diberikan kepada produsen kendaraan listrik dan kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi polusi udara. Pada sisi lain, saat ini untuk pembelian mobil listrik harus antre berbulan-bulan.
“Jadi sebetulnya tidak ada masalah pada demand di sini, sehingga pemerintah sudah tak perlu turun tangan lagi. Pemerintah justru harus turun tangan dalam mengurangi kemiskinan serta menguatkan pertanian dan perikanan. Mari kita efektifkan dana negara untuk hal-hal yang prioritas dan mendesak. Keberpihakan kita harus jelas untuk siapa dan kepada siapa,” ujar Gobel.
Gobel mengatakan bahwa para menteri yang menjadi pembantu presiden harus tegak lurus pada visi presiden.
“Kita harus jaga visi presiden yang sudah baik. Jangan ada yang belok-belok. Kita harus jaga APBN untuk sebesar-besar kepentingan rakyat. APBN itu berasal dari pajak rakyat. Jadi harus Kembali ke rakyat,” ucap Gobel.
Gobel mengaku prihatin dengan kondisi pertanian Indonesia saat ini. Padahal di masa puncak Covid-19, katanya, Indonesia bisa swasembada beras. Namun tahun 2023 ini pemerintah justru menyiapkan impor beras hingga 2 juta ton.
Di awal rencana impor ini, Kementerian Pertanian (Kementan) dan BPS menyampaikan produksi padi Indonesia mencukupi kebutuhan nasional. Namun Bulog menyatakan cadangan beras di gudang Bulog justru menipis. Sesuai regulasi maka impor harus dilakukan.
“Kita tidak perlu berdebat soal keabsahan data, tetapi yang pasti subsidi pupuk untuk petani terus menurun. Ini tentu merupakan satu masalah yang besar bagi petani. Petani kita mayoritas petani gurem. Mereka petani kecil yang hasilnya cukup buat hidup sehari-hari saja, sehingga saat musim tanam mereka butuh bantuan pupuk dan bibit. Itu pun hanya sebagian saja yang mendapat pupuk subsidi. Jika subsidi dikurangi maka bisa dibayangkan apa yang terjadi pada mereka,” kata Gobel.