Puan Maharani Tegaskan Dukungan Parlemen untuk Agenda Air di WWF ke-10
Puan Maharani menegaskan bahwa parlemen berkomitmen untuk mendukung setiap agenda terkait ketahanan air dalam acara pembukaan World Water Forum (WWF).
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPR RI, Puan Maharani, menghadiri pembukaan World Water Forum (WWF) atau Forum Air Dunia ke-10. Kali ini, Indonesia bersama World Water Council (WWC) menjadi tuan rumah acara tersebut. Puan pun menegaskan bahwa parlemen berkomitmen untuk mendukung setiap agenda terkait ketahanan air.
Pembukaan World Water Forum (WWF) ke-10 dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai perwakilan dari tuan rumah. Forum Air Dunia tersebut diselenggarakan di Bali Internasional Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Senin (20/5/2024).
Sebelum menghadiri acara pembukaan WWF ke-10, Puan Maharani terlebih dahulu menunggu di holding room bersama para kepala negara yang hadir dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Mereka kemudian berjalan bersama menuju tempat acara. Saat acara dimulai, Puan duduk di antara Perdana Menteri Tajikistan, Qohir Rasulzoda, dan Presiden WWC, Loic Fauchon.
WWF sendiri diselenggarakan setiap tiga tahun sekali antara WWC atau Dewan Air Dunia dan negara tuan rumah. Forum ini menghadirkan platform unik di mana komunitas air dan pengambil keputusan utama dapat berkolaborasi dan membuat kemajuan jangka panjang dalam mengatasi tantangan air global.
Forum Air Dunia merupakan forum yang mempertemukan peserta dari semua tingkatan dan bidang. Mulai dari kalangan politik, termasuk pimpinan negara dan parlemen, lembaga multilateral, akademisi, masyarakat sipil, hingga sektor swasta.
Usai acara pembukaan, Puan lalu menghadiri agenda Rapat Tingkat Tinggi (high level meeting) WWF ke-10 yang merupakan pertemuan para kepala negara yang mengikuti Forum Air Dunia tersebut. Ia duduk di sebelah Presiden Jokowi dan Presiden WWC, Loic Fauchon.
Di high level meeting WWF ke-10, Puan datang untuk menyampaikan sambutan sebagai wakil dari Inter-Parliamentary Union atau IPU (forum parlemen dunia). Dalam sambutannya yang bertemakan ‘Mobilizing Parliamentary Action on Water for Shared Prosperity (Memobilisasi Aksi Parlementer mengenai Air untuk Kemakmuran Bersama), ia berbicara mengenai sejumlah permasalahan terkait air.
“Kita duduk bersama untuk satu tujuan yaitu merespons berbagai tantangan global yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Mulai dari kelangkaan air, banjir, kekeringan, kebakaran hutan hingga kekurangan gizi, dan berbagai persoalan kesehatan lainnya,” kata Puan.
“Ancaman krisis air juga telah lebih nyata, bahkan menjadi sleeping crisis,” lanjut perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Puan kemudian membahas mengenai data dari United Nations Environment Programme (UNEP) atau organisasi PBB untuk lingkungan yang mencatat lebih dari 50 persen penduduk dunia sedang manghadapi kekurangan air setidaknya satu kali dalam sebulan.
“Namun demikian, perhatian masyarakat internasional saat ini lebih fokus pada isu geopolitik, persaingan kekuatan, dan kompetisi ekonomi, bukan pada isu ketahanan air,” tutur Puan.
Baca juga: Hadiri Welcoming Dinner World Water Forum, Puan Berharap Adanya Hasil Positif
Lebih lanjut, Puan menyinggung soal studi terbaru yang menunjukkan peningkatan signifikan belanja militer hingga mencapai US$2.4 triliun pada tahun 2023. Jumlah itu mencapai 2,3 persen PDB global. Pada saat yang sama, pengeluaran sektor air di negera berkembang dan negera miskin hanya 0,5 persen dari PDB negaranya.
“Nampaknya, kita terjebak dalam kondisi misalokasi sumber daya. Ini sungguh kontradiktif, ketika dunia dihadapkan pada ancaman luar biasa, termasuk yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan kelangkaan air,” ujarnya.
Padahal, kata Puan, jika Parlemen dan Pemerintah dapat meningkatkan pendanaan untuk pengadaan air bersih, masalah kelangkaan air dapat diselesaikan secara signifikan. Oleh karena itu, ia menegaskan komitmen parlemen dunia dalam menangani berbagai isu terkait air.
“Parlemen dengan teguh mendukung berbagai inisiatif untuk air dan melakukan realokasi sumber daya untuk ketahanan air,” tegas Puan.