Strategi Tiki-takanaccio dan Striker Palsu Ala Spanyol
Di tangan pelatih Vicente Del Bosque, strategi tiki-taka yang mengandalkan umpan-umpan pendek dan pergerakan cepat pemain, disempurnakan lagi
TRIBUNNEWS.COM - Di tangan pelatih Vicente Del Bosque, strategi tiki-taka yang mengandalkan umpan-umpan pendek dan pergerakan cepat pemain, disempurnakan lagi dengan strategi bertahan yang mumpuni. Jadilah formasi baru yang disebut "Tiki-takanacio".
Formasi ini pula yang membawa Spanyol melangkah hingga ke babak semifinal Euro 2012 ini. "Tiki Taka" selama ini kental dengan Barcelona. Ciri khasnya melibatkan umpan cepat dari satu pemain ke pemain lain kemudian mengarah ke jantung pertahanan lawan. Area penalti menjadi sasaran tembak.
Tiki-taka Barcelona banyak mengandalkan permainan lugas dari pemain asal Argentina Lionel Messi yang mampu meneror pertahanan lawan. Nah, di sini Spanyol tampil kurang greget.
Del Bosque tidak mengandalkan penyerang tengah. Taktik ini memang populer sebagai inovasi dari masa kejayaan tim Hungaria pada tahun 1950-an. Dengan memasang Cesc Fabregas di lini depan, Spanyol di bawah Del Bosque memainkan enam gelandang dengan empat pemain bertahan.
Formasi tersebut mengingatkan orang pada tim-tim Italia pada tahun 1960-an dan 1970-an yang menelorkan pola defensif yang kondang disebut sebagai "catenaccio". Kalau saja "Catenaccio" yang dipopulerkan oleh Helenio Herrera di Inter Milan berevolusi bersama dengan racikan taktik Del Bosque maka jadilah "Tiki-takanaccio".
Awalnya strategi coba-coba ini cukup efektif saat menahan imbang Italia 1-1 di babak penyisihan Grup C, 10 Juni lalu. Menghadapi mantan juara Piala Eropa 2008 Prancis di perempat final, Del Bosque kembali menerapkan strategi tiki-takanaccio tanpa menurunkan satu orang striker pun. Pemain bertahan dan gelandang menjadi pilihan utama La Furia Roja.
Metode bertahan yang diusung mantan pelatih Real Madrid ini pun terbukti ampuh. Dari empat pertandingan yang dilalui, gawang Iker Casillas hanya kebobolan satu kali. Catatan ini sekaligus menjadikan gawang La Furia Roja sebagai pertahanan paling bersih.
"Sebagian besar waktu latihan kami gunakan untuk mencoba beberapa penyesuaian. Jadi, strategi ini bukan berita baru buat kami. Kami hanya terus berlatih sampai kami menemukan pilihan terbaik," ungkap gelandang Spanyol Xabi Alonso, soal strategi yang diterapkan Del Bosque, dilansir Winnifeg Free Press.
"Jika pertahanan kami baik, kami akan lebih dekat untuk memenangkan turnamen ini. Apalagi, kami selalu menciptakan kesempatan," kata Del Bosque memaparkan filosofinya.
Spanyol melakoni empat pertandingan di pentas Euro 2012 ini dengan formasi andalannya 4-3-3. Ciri khas mereka adalah dua bek sentral didorong lebih maju untuk lebih membantu dominasi di lini tengah.
Sementara, satu gelandang bertahan, apakah itu Sergio Busquest maupun Xabi Alonso ditarik ke belakang mengisi celah antara Gerard Pique, dan Sergio Ramos. Pola ini membuat mereka leluasa berpindah ke formasi 3-4-3 jika diperlukan.
Debat yang selama ini mengemuka bukanlah soal formasi yang diterapkan. Alih-alih tentang apakah mereka lebih tepat memakai striker murni (Fernando Torres, Red) atau menggunakan "pemain palsu nomor 9" yang selama ini biasa diperankan Cesc Fabregas.
Pemain Kunci Andres Iniesta menjadi figur yang integral dalam skuad Spanyol belakangan ini. Pengaruhnya yang luar biasa pada tim Matador membuahkan dua kali gelar man of the match.
"Andres bermain sangat baik. Secara teknis dia sangat sempurna dan dia bermain secara alami, hampir tanpa kerja keras. Ini seperti ketika (Roger) Federer bermain tenis, dia hampir tidak berkeringat. Iniesta juga begitu. Dia seolah-olah tidak sedang bermain. Ini luar biasa bahwa ia adalah milik kita," kata Del Bosque. (Tribunnews/den)