Sejarah Xavi-Iniesta: Final ke-20
Impian Xavi Hernandez dan Andres Iniesta untuk tampil kembali di partai final sebuah turnamen besar menjadi kenyataan
Penulis: Nurfahmi Budi
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, DONETSK - Impian Xavi Hernandez dan Andres Iniesta untuk tampil kembali di partai final sebuah turnamen besar menjadi kenyataan. Keduanya menjadi bagian dari kemenangan Spanyol atas Portugal, dinihari tadi, di stadion Donbass Arena, Donetsk, Ukraina.
Namun bukan perkara mudah bagi La Furia Roja untuk merangkak ke babak final Euro 2012. Xavi-Iniesta harus menyaksikan rekan-rekannya berjibaku dalam adu penalti, sebelum unggul 4- 2. Kegagalan eksekusi Joao Moutinho dan Bruno Alves, memberi kegembiraan tersendiri bagi Xavi-Iniesta.
Duo Barcelona ini baru saja mencetak sejarah istimewa dalam dunia sepak bola Spanyol. Alumni Akademi La Masia ini sukses merasakan secara bersama-sama final yang ke-20 sepanjang sejarah mereka.
Kunci dari semua itu adalah dua pondasi penting, kekompakan dan sejarah, memberi spirit berharga bagi Spanyol untuk melibas sang tetangga, sekaligus melaju ke final. Pelatih Spanyol, Vicente Del Bosque memang sempat berjudi dengan memasang Alvaro Negredo, namun keseimbangan, menjadi hal yang paling diperhatikan eks entrenador Real Madrid tersebut.
Inilah yang membuat Spanyol sangat bergantung pada dua sosok mungil di lini tengah, Andres Iniesta dan Xavi Hernandez. Pembahasan kekuatan keduanya sudah jadi rahasia umum. Tapi di sinilah tantangan duo Barcelona tersebut untuk menghadapi jalan takdir.
Maklum, semi final dinihari tadi mengantar mereka merasakan final yang ke-20 bagi dua pemain ini sepanjang perjalanan karier, baik di level klub ataupun timnas.
Dalam kurun 19 partai final sebelumnya, keduanya sukses mengemas 16 gelar juara dan hanya tiga kalah. Di level timnas, mereka menjadi pemain penting saat menjadi juara di putaran final Euro 2008 dalam partai di Vienna, dan putaran final Piala Dunia 2010 di Johannesburg, Afrika Selatan dengan mengandaskan Belanda. Bahkan di partai final terakhir, Iniesta menjadi penentu juara, setelah menjebol jala De Oranje di laga final.
Karier panjang mereka dimulai sejak tahun 2002, keduanya sudah bermain bersama pada 17 partai final bersama Barcelona, dan hanya tiga kali kalah. Tiga kekalahan tersebut saat bersua Internacional de Porto Alegre di ajang Piala Dunia Antarklub, Piala Super Eropa kontra Sevilla dan Piala Super Spanyol 2011 versus Real Madrid.
Artinya, saat bersama timnas Spanyol, keduanya jika bermain bersama belum pernah takluk di fase-fase akhir sebuah turnamen. Takdir inilah yang sukses mereka lewati di tahap pertama.
Tak pelak, di partai final nanti, Italia atau Jerman wajib menghadapi tidak hanya teknik, melainkan keberuntungan yang menaungi Xavi-Iniesta jika bermain bersama sejak menit awal.
Ulasan pertandingan Portugal vs Spanyol klik Tribun Jakarta