Keabadian Mimpi Yang Tak Abadi
Espana reescribe la historia (Spanyol menulis kembali sejarah). Una exhibición para la eternidad (eksibisi untuk keabadian)
Editor: Widiyabuana Slay
oleh: Willy Kumurur
Espana reescribe la historia (Spanyol menulis kembali sejarah). Una exhibición para la eternidad (eksibisi untuk keabadian), adalah headline El Pais, salah satu harian terbesar di Spanyol. Sembilan punggawa El Matador telah menempuh perjalanan jauh dari Vienna, Austria (Euro 2008) ke Kiev, Ukraina (Euro 2012). Bleacher Report melukiskan bahwa sebuah perang dahsyat antara Vicente del Bosque vs Cesare Prandelli telah dimenangkan oleh del Bosque, sosok yang merancang-bangun strategi dan taktik melumpuhkan Gli Azzuri. Padahal, kemenangan fenomenal atas Jerman di semifinal melahirkan dongeng indah tentang para penulis puisi Italia di lapangan hijau. Dongeng tentang betapa magis nya tim yang bermetamorfosa dari permainan membosankan catenaccio ke presentasi keindahan attacking football. Namun, kemudian, dongeng itu harus berhenti di final EURO 2012.: La fiaba è diventata un incubo per gli azzurri (dongeng itu menjadi mimpi buruk untuk The Azzurri), tulis media ternama Italia, La Gazetta dello Sport. Mimpi buruk yang membuat l'architetto (sang arsitek) Andrea Pirlo dan The Hulk (si Perkasa) berlinang air mata. Gladiator luluh lantak dilumat Matador 0-4.
Andai ada ucapan somos los mejores y campeones de Europa (kami adalah yang terbaik dan kamilah kampiun Eropa) dari orang Spanyol, maka ucapan itu tidak lahir dari sebuah arogansi, melainkan berdasar pada fakta. Tiga gelar paling prestisius dunia berada dalam genggaman El Matador: juara EURO 2008, juara Piala Dunia 2010 dan juara EURO 2012.
Lampu-lampu di Olympic Stadium, Kiev, Ukraina tempat laga puncak Euro 2012 digelar, telah lama padam. Stadion itu kini senyap. Tak ada lagi gegap-gempita suara penonton. Hening. Tak ada lagi rombongan orang yang bergegas masuk atau keluar stadion. Sepi. Namun di balik redup, senyap, sepi dan hening itu, banyak gemericik dan gelombang makna tersirat. Nuansa dan irama sunyi Euro 2012 masih hadir dan bertakhta dalam memori dan kenangan para penggemar bola. Memori itu menghadirkan pelajaran bermakna bahwa sebuah sukses tidaklah jatuh percuma dari langit tanpa usaha; bahwa sebuah sukses dimulai dengan visi dan upaya tak kenal letih menerjemahkan misi ke dalam tindakan nyata. Keberhasilan El Matador menghancurkan Gli Azzuri sehingga secara sah Spanyol kembali ke puncak takhta kekuasaan Benua Biru: adalah sebuah perjalanan panjang. Banyak pihak meramalkan bahwa Italia akan menghajar Spanyol berdasar performa luar biasa pasukan Prandelli menyingkirkan Der Panzer di semifinal. Di EURO 1988, setelah Belanda menaklukkan Jerman Barat, tim Oranye melenggang ke final menantang Uni Sovyet; Kincir Angin asuhan Rinus Michel diprediksi akan mudah ditelan oleh Uni Sovyet setelah mengamati kemenangan fenomenal negeri tirai besi itu atas Italia di semifinal. Ternyata, Uni Sovyet tak berdaya sama sekali dipermainkan Ruud Gullit, Marco van Basten cs. Kemenangan Spanyol atas Italia meretas sejarah baru, sebagai satu-satunya negara di Eropa yang berturut-turut meraih takhta singgasana.
Del Bosque berhasil merekatkan para punggawanya dan menghapus rivalitas antara Barcelona dan Real Madrid. Hasilnya adalah singgasana Eropa berhasil direbut dengan indah dan elegan selama empat tahun ke depan.
EURO 2012 telah usai. Selama hampir sebulan kita dibuai mimpi. Penyair Spanyol, Federico Garcia Lorca mengajak kita untuk kembali ke kenyataan hidup sesehari, “Di langit tidak ada seorang pun yang tertidur. Tidak ada, siapa-siapa; tidak ada yang tertidur. Hidup ini bukan mimpi.”***
Willy Kumurur adalah pencinta sepakbola.
Euro-2012 Terbaru