Riset Ilmiah Tunjukkan Biang Kerok Kekalahan Inggris Saat Adu Penalti Lawan Italia
Riset ilmiah itu menunjukkan satu hal yang menjadi faktor utama kegagalan penalti para pemain Inggris.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Skor imbang 1-1 bertahan hingga 90 menit waktu normal, sehingga laga harus dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.
Meski sempat memperoleh beberapa peluang di babak tambahan, pada akhirnya kedua tim sama-sama gagal mencetak gol.
Alhasil, penentuan juara Euro 2020 kali ini terpaksa ditentukan melalui babak adu penalti.
Di babak adu penalti, Andrea Belotti dan Jorginho menjadi pemain Italia yang gagal melaksanakan tugasnya.
Sementara Domenico Berardi, Leonardo Bonucci, dan Federico Bernardeschi sukses mengeksekusi penalti dengan baik.
Baca juga: Data & Fakta Final EURO 2020 Inggris Vs Italia, Donnarumma Memang Superman, Inggris Anti-Adu Penalti
Adapun di kubu tuan rumah, terdapat tiga penendang yang gagal mengonversi penalti menjadi gol.
Mereka adalah Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan penendang terakhir Bukayo Saka.
Gianluigi Donnarumma, yang sukses menepis penalti Saka, akhirnya tampil sebagai pahlawan kemenangan Italia.
Kekalahan 2-3 Inggris dari Italia lewat adu penalti semakin memperburuk catatan mereka dalam adu penalti.
Tercatat, Inggris hanya memenangi 22 persen (2 dari 9) adu penalti di turnamen besar (Piala Dunia dan Euro).
Itu menjadi rasio terendah dibanding negara Eropa lainnya yang terlibat dalam tiga adu penalti atau lebih.
Baca juga: Italia Juara EURO 2020, Pangeran William ke Skuat Inggris: Tegakkan Kepala Kalian!
Padahal, riset ilmiah yang dilakukan para ilmuwan di Sport University of Cologne, Jerman, menunjukkan Inggris mampu mencetak 90 persen tendangan penalti (bukan hanya adu penalti) di dalam pertandingan.
Bahkan, itu menunjukkan bahwa tingkat konversi penalti Inggris selama pertandingan di atas rata-rata semua negara yang tercatat.
Akan tetapi, rasio tersebut kemudian turun menjadi 60 persen dalam babak adu penalti, di bawah rata-rata semua negara.