Kakek Buyung, Jemaah Haji Asal Padang Kelelahan Berjalan Kaki di Lintasan Sa'i
Buyung Etek terlihat menahan lelah usai melakukan ritual sa'i dengan jalan kaki sebanyak 7 kali putaran dari Safa ke Marwah.
Penulis: Husein Sanusi
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Makkah
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Jam menunjukkan pukul 07.55 pagi hari waktu Arab Saudi. Suasana di Masjidil Haram sudah ramai disesaki jemaah haji sejak sebelum berkumandang adzan salat subuh.
Para jemaah yang telah usai melaksanakan tawaf dan sai beberapa di antaranya bergegas kembali ke hotel masing-masing untuk istirahat atau sarapan.
Namun seorang kakek bernama Buyung Etek Malinur (86), jemaah haji embarkasi Padang terlihat menyandarkan badannya di tebalnya tembok dinding di pertengahan lintasan sa'i antara Bukit Safa dan Marwah.
Tatapan matanya kosong, terlihat dia menahan lelah usai melakukan ritual sa'i dengan jalan kaki sebanyak 7 kali putaran dari Safa ke Marwah yang berjarak satu kali putaran sejauh 450 meter.
Jika ditotal 7 kali putaran sejauh kurang lebih 3,15 kilometer.
Ini belum lagi ditambah dengan 7 kali putaran tawaf mengelilingi Kakbah yang jarak lintasannya tergantung dekat jauhnya sang kakek dengan Kabah.
Melihat Kakek Buyung sendirian di lintasan sai, petugas haji menghampiri dan menanyai apa gerangan yang terjadi dengan kakek Buyung yang masih mengenakan kain ihram tersebut.
Sang kakek pun menjawab "Saya kelelahan usai 8 kali melintasi safa dan marwah, ini belum selesai," kata Kakek Buyung.
Setelah ditanya detail, Kakek Buyung ternyata salah pemahaman soal manasik Sa'i.
Dalam anggapannya perjalanan bolak balik dari Safa ke Marwah menurutnya dihitung sekali putaran padahal sesuai syariat bolak-balik dari Safa ke ke Marwah dihitung dua kali putaran.
Usai ditanya telah melakukan 8 kali putaran, para petugas pun langsung membawa Kakek Buyung ke lintasan terakhir Bukit Marwah untuk di-tahallul atau dipotong rambutnya agar umrahnya sempurna.
Kakek Buyung lalu dinaikkan ke kursi roda diantar hingga ke terminal Syib Amir hingga menggunakan kendaraan operasional Tim Media Center hingga ke hotel tempatnya menginap di sektor 6.
Selama di mobil dia bercerita terbata-bata menggunakan bahasa Padang kalau dia berhaji sendiri tanpa keluarga menemani dan terpisah dari rombongan saat menunaikan umrah wajib.
Hal serupa juga terjadi, ketika petugas Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH) Ferry menemukan sosok perempuan paruh baya berjalan terseok.
Perempuan tersebut tampak kelelahan usai menyelesaikan thawafnya.
Siti (bukan nama sebenarnya), adalah jemaah haji Indonesia yang tergabung dalam kelompok terbang 02 embarkasi Batam (BTH-02).
Ia terpisah dari rombongannya yang sedang melaksanakan rangkaian umrah wajib usai mereka tiba di Kota Mekkah, Minggu (14/7/2019) malam.
"Beliau ada di sekitar mathaf dalam kondisi kelelahan. Tapi, semangatnya menggebu untuk meneruskan prosesi umrahnya," ujar Ferry.
Bersama Taufik, rekannya sesama perawat di RS Haji Jakarta yang juga anggota P3JH, Ferry pun menawarkan bantuan untuk membantu Siti menyelesaikan umrahnya.
"Alhamdulillah beliau bersedia untuk dibantu untuk melintasi lantai sai ini," tutur Ferry.
Air mata pun tak terbendung dari dua kelopak mata Siti kala dirinya mampu menyelesaikan sai berkat bantuan dua pemuda tersebut.
Sementara, tak lama berselang, di sekitar Bukit Marwah, paramedis P3JH Agus tengah memberikan penanganan awal kepada jemaah yang kram kaki.
Eni (bukan nama sebenarnya), merasakan kram pada kakinya usai menahan dinginnya lantai sai.
"Lantai sai ini cukup dingin sehingga seringkali jemaah mengalami kram saat melintasinya. Kami sarankan jemaah beristirahat terlebih dahulu bila merasakan kakinya mulai lelah. Jangan paksakan diri," pesan Agus.
P3JH merupakan salah satu bagian Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang bertugas untuk memberikan pelayanan, perlindungan, dan pembinaan bagi jemaah saat mereka mengerjakan ibadah umrah setibanya di tanah suci Mekkah.
Bersama dengan tim perlindungan jemaah (linjam) dan tim gerak cepat (TGC), P3JH berjaga di enam titik yang telah ditetapkan di bawah koordinasi Sektor Khusus Haram.