Jemaah Haji Asal Kudus Tak Menyangka Bisa Salat Magrib Bareng Menag di Masjidil Haram
Lukman Hakim Saifuddin memang tiba-tiba datang ke Masjidil Haram sekitar satu jam jelang salat Magrib.
Penulis: Husein Sanusi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Makkah
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH – Muhammad Solihin seorang jemaah haji asal Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, merasa kaget tiba-tiba dihampiri orang yang wajah cukup familiar di layar televisi saat dirinya sedang khusyu ibadah di Masjidil Haram, Kamis (1/8/2019) dini hari.
“Awalnya saya tidak percaya itu adalah pak Lukman Hakim yang Menteri Agama itu. Tapi setelah dekat beneran akhirnya saya yakin itu pak Lukman,” katanya sambil tersenyum.
Lukman Hakim Saifuddin memang tiba-tiba datang ke Masjidil Haram sekitar satu jam jelang salat Magrib.
Saat itu kondisi Masjidil Haram sedang padat-padatnya karena banyak jemaah yang ingin berada di Masjidil Haram saat malam Jumat tiba.
Baca: Ketika Amirul Hajj Merasakan Langsung Bus Shalawat Bersama Jemaah Haji Merasakan Kepadatan Makkah
Sebagai Amirul Hajj, Lukman di hari pertamanya di Makkah mengunjungi beberapa hotel jemaah haji di Makkah dan menaiki bus shalawat sampai Masjidil Haram untuk kemudian menunaikan salat magrib.
Amirul Hajj sebagai penanggung jawab misi haji Indonesia Lukman Hakim Saifuddin berkunjung ke wilayah Jarwal, Makkah.
Baca: Kisah Pilu Calon Jemaah Haji, Lunasi Biaya Haji Plus Ratusan Juta, Gagal ke Tanah Suci
Disitu tinggal jemaah haji yang berasal dari Embarkasi SOC atau wilayah Jawa Tengah meliputi Purworejo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya.
“Alhamdulillah sore hari ini bersama sejumlah delegasi Amirul Hajj, mengunjungi hotel yang didiami jemaah haji kita dari SOC 32-33 dari Jateng sebagian dari Kabupaten Purworejo, dari Kabupaten Sleman, dari Yogyakarta dan alhamdulillah saya sudah melihat kamar-kamar yang mereka diami, menanyakan berbicara kepada sebagian jamaah untuk mendapatkan apa yang mereka rasakan sejauh ini,” katanya.
Kepada Menag, jemaah mengaku tak memiliki keluhan berarti.
“Saya bersyukur mereka merasa nyaman makanan yang kita bagikan yang kita distribusikan itu secara umum mereka tidak ada keluhan, bahkan mereka merasa cukup sesuai dengan selera mereka kemudian jumlahnya juga cukup memadai kamarnya juga dirasa cukup nyaman,” katanya.