Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sudah Niat Ibadah Puasa Arafah Tapi Sedang Haid? Mom and Girl Bisa Tunaikan Amalan Ini

Umat muslim disarankan menggunakan kesempatan ini menambah pundi amal ibadah kepada Allah saat umat islam lainnya berhaji. Bagaimana yang lagi haid?

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Sudah Niat Ibadah Puasa Arafah Tapi Sedang Haid? Mom and Girl Bisa Tunaikan Amalan Ini
Instagram/rumah.syariah.id
Puasa Arafah 2019 

TRIBUNNEWS.COM - Hari ini tepat 9 Dzulhijjah. Umat muslim disarankan menggunakan kesempatan ini menambah pundi amal ibadah kepada Allah. 

Seperti yang diketahui, di awal bulan Dzulhijjah terdapat amalan ibadah yang sunah untuk dikerjakan, seperti berpuasa.

Puasa sebelum Idul Adha atau 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sangat baik untuk di isi dengan amalan puasa sunnah, bahkan dianjurkan hingga tanggal 9 bulan tersebut.

Tetapi yang lebih dianjurkan yaitu puasa sunah pada tanggal 8 serta 9 Dzulhijjah yang bertepatan dengan hari arafah atau yang disebut dengan puasa Arafah.

Sebelum puasa Arafah, umat muslim dianjurkan untuk menunaikan puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah).

Bagi seorang muslimah, tentu ada beberapa orang yang tepat di hari itu sedang berhalangan atau haid.

Seorang wanita yang sedang haid tentu tidak bisa menunaikan puasa sunah di bulan Dzulhijjah, jika tanggal haid bertepatan dengan waktu berpuasa.

Baca: ‎Ragam Kegiatan Jemaah Haji Sebelum Wukuf Arafah, Mulai Dari Dzikir Hingga Kongkow

Baca: 10 Bus Disiapkan untuk Jemaah Haji Sakit yang Akan Disafari Wukuf

Ilustrasi.
Ilustrasi. (SHUTTERSTOCK)
BERITA REKOMENDASI

Bagaimanakah muslimah bisa mendapatkan pahala meski berhalangan karena haid sehingga tak bisa berpuasa?

Inilah penjelasan mengenai amalan lainnya yang bisa dikerjakan di bulan Dzulhijjah selain berpuasa.

Agar tetap mendapat pahala di bulan Dzulhijjah ini, wanita yang sedang berhalangan bisa menunaikan ibadah lain selain berpuasa.

Ada amalan sunnah lainnya yang juga dianjurkan untuk dilaksanakan umat muslim.

Dikutip TribunStyle.com dari Almanhaj.or.id dan sumber lain, berikut amalan lain di bulan Dzulhijjah selain puasa sunah :

1. Memperbanyak Amal Shalih dengan Beribadah

Di bulan Dzulhijjah dianjurkan untuk memperbanyak amal shalih dengan beribadah.

Karena sedang haid, tentunya tidak bisa mengerjakan shalat.

Namun bisa menambah amalan dengan sedekah, bertakbir, hingga membaca Al-Quran.

Wanita haid boleh membaca Al Quran tanpa menyentuh mushafnya atau bisa dengan membaca Al Quran terjemahan.

Selain itu, selalu berbakti kepada orangtua, menyambung tali kekerabatan, bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya.

Sedekah dianjurkan setiap hari, maka pada hari-hari ini lebih sangat dianjurkan lagi, begitu juga ibadah-ibadah yang lain.

Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhu, ia berkata:

…كَانَ سَعِيْدُ بْنُ جُبَيْرٍ إِذَا دَخَلَ أَيَّامَ الْعَشْرِ، اِجْتَهَدَ اِجْتِهَادًا شَدِيْدًا حَتَّى مَايَكَادُ يَقْدِرُ عَلَيْهِ.

… Bahwa Sa’id bin Jubair jika memasuki sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, ia sangat bersungguh-sungguh sampai-sampai dia hampir tidak mampu melakukannya.

Dianjurkan juga untuk memperbanyak dzikir, takbir dan tahlil.

Hadis dari Abdullah bin Umar , bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه من العمل فيهن من هذه الأيام العشر فاكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد

“Tidak ada amal yang dilakukan di hari yang lebih agung dan lebih dicintai Allah melebihi amal yang dilakukan pada tanggal 1 – 10 Dzulhijjah. Oleh karena itu, perbanyaklah membaca tahlil, takbir, dan tahmid pada hari itu.” (HR. Ahmad dan Sanadnya dishahihkan Syekh Ahmad Syakir).

Bahkan para sahabat radhiallahu ‘anhum bertakbir di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِى أَيَّامِ الْعَشْرِ يُكَبِّرَانِ ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا

“Dulu Ibn Umar dan Abu Hurairah pergi ke pasar pada tanggal 1 – 10 Dzulhijjah. Mereka berdua mengucapkan kalimat takbir kemudian orang-orang pun bertakbir disebabkan mendengar takbir mereka berdua.” (HR. Bukhari secara muallaq, Bab: Keutamaan beramal di hari tasyriq).

Jemaah Munajat 212 saat melaksanakan kegiatan sholawat dan dzikir nasional Aksi Malam Munajat 212 di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2019). Kegiatan Munajat 212 dan zikir bersama tersebut bertujuan untuk mempererat persatuan semua elemen bangsa Indonesia. (Tribunnews/Jeprima)
Jemaah Munajat 212 saat melaksanakan kegiatan sholawat dan dzikir nasional Aksi Malam Munajat 212 di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2019). Kegiatan Munajat 212 dan zikir bersama tersebut bertujuan untuk mempererat persatuan semua elemen bangsa Indonesia. (Tribunnews/Jeprima) (Tribunnews/JEPRIMA)

2. Bertakbir, Tahmid dan Tahlil

Umat muslim disyari’atkan bertakbir, bertahmid dan bertahlil pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu secara marfu’:

مَامِنْ أَيَّامٍ أَحَبُّ إِلَى اللهِ Dاَلْعَمَلُ فِيْهِنَّ مِنْ عَشْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ، فَعَلَيْكُمْ بِالتَّسْبِيْحِ وَالتَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ.

(Tidak ada hari-hari yang amal shalih lebih dicintai oleh Allah dari pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Maka hendaklah kalian bertasbih, bertahlil, dan bertakbir)

Disyari’atkan juga bertakbir setelah shalat Shubuh pada hari Arafah sampai akhir hari tasyriq, yaitu dengan takbir:

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِله الْحَمْدُ.

(Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, dan bagi Allah-lah segala puji)

Petinggi PT Bintang Toedjoe menyerahkan hewan kurban kepada jajaran Dewan Redaksi Tribun Network di Kantor Redaksi Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Kamis (8/8/2019). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Petinggi PT Bintang Toedjoe menyerahkan hewan kurban kepada jajaran Dewan Redaksi Tribun Network di Kantor Redaksi Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Kamis (8/8/2019). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (TRIBUN/DANY PERMANA)

3. Berqurban

Di antara amal taat dan ibadah yang mulia yang dianjurkan adalah berqurban.

Qurban adalah hewan yang disembelih pada hari raya ‘Idul Adh-ha berupa unta, sapi dan kambing yang dimaksudkan dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Laksanakanlah shalat untuk Rabb-mu dan sembelihlah kurban. [Al-Kautsar/108:2].

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا.

(Barang siapa yang memiliki kelapangan namun ia tidak berqurban maka jangan mendekati masjid kami)

Sebagian ulama berpendapat dengan dasar hadits di atas, bahwa hukum menyembelih binatang qurban bagi seseorang adalah wajib bagi yang mampu.

‘Atha` bin Yasar bertanya kepada Abu Ayyub al-Anshari: “Bagaimana penyembelihan qurban pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Beliau menjawab:

كَانَ الرَّجُلُ يُضَحِّيْ بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ، فَيَأْكُلُوْنَ وَيُطْعِمُوْنَ حَتَّى تَبَاهَى النَّاسُ،فَصَارَتْ كَمَا تَرَى

Seseorang berqurban dengan seekor kambing untuk diri dan keluarganya. Kemudian mereka memakannya dan memberi makan orang-orang sampai mereka berbangga. Maka jadilah seperti yang engkau lihat”.

Disunnahkan bagi orang yang berqurban agar menyembelih sendiri.

Jika tidak mampu maka hendaklah ia menghadiri, dan tidak diperbolehkan memberikan upah bagi tukang jagal dari hewan kurban tersebut.

Keutamaan Puasa Arafah

Puasa sunah yang dianjurkan pada bulan Dzulhijah ini yakni pada tanggal 8 serta 9 Dzulhijjah yang bertepatan dengan hari arafah atau yang disebut dengan puasa Arafah.

Hadist yang menguatkan, di antaranya:

“Tidak ada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk digunakan beribadah sebagaimana halnya hari-hari sepuluh Dzulhijjah.”

“Berpuasa pada siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan salat pada malam harinya sama nilainya dengan mengerjakan salat pada malam lailatul qadar.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqi).

Hadist yang menguatkan, di antaranya:

 
“Tidak ada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk digunakan beribadah sebagaimana halnya hari-hari sepuluh Dzulhijjah.”

“Berpuasa pada siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan salat pada malam harinya sama nilainya dengan mengerjakan salat pada malam lailatul qadar.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqi).

ig
ig ()

Niat Puasa Arafah (Tanggal 9 Dzulhijjah atau 10 Agustus 2019)

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

Latin: Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta’ala

Artinya : “Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta’ala.”

Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah karena pada tanggal tersebut umat muslim yang tengah melaksanakan ibadah haji menunaikan wukuf di Arafah.

Umat muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji dianjurkan berpuasa Arafah.

Keutamaan puasa Arafah juga banyak, diantaranya Allah akan mengampuni dosa tahun lalu dan dijaga untuk tidak melakukan dosa atau maksiat di tahun yang akan datang.

"Dan Rasulullah SAW ditanya tentang berpuasa di hari Arafah. Maka, baginda bersabda, 'Ia menebus dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang'.” (HR Imam Muslim).

Berdasarkan pendapat jumhur ulama, bahwa dosa-dosa yang dihapus dengan puasa Arafah ini yaitu dosa-dosa kecil. Adapun dosa-dosa besar, maka wajib baginya taubat.

Melaksanakan Puasa Arafah juga dapat melipat-gandakan pahala kita. 

(TribunStyle/Listusista)

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Tak Bisa Puasa Sunah Dzulhijjah,Tarwiyah & Arafah Karena Haid? Ini Amalan Lain yang Bisa Ditunaikan, 

Sumber: TribunStyle.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas