Subuh di Arafah, Mendengarkan Siraman Rohani Sambil Seruput Kopi
Berada di Padang Arafah dan hidup di bawah tenda-tenda perkemahan tak membuat jemaah haji Indonesia ketinggalan kebiasaan minum kopi di pagi hari.
Penulis: Husein Sanusi
Editor: Anita K Wardhani
Pantauan tribunnews di pegunungan ini semakin malam semakin ramai dikunjungi para jemaah haji yang datang ke gunung tersebut dengan jalan kaki.
Bahkan tak sedikit jemaah haji tersebut berasal dari Indonesia, seolah-olah mereka tak kenal waktu mendaki Jabal Rahmah saat dini hari.
Sebagian besar jemaah yang datang ke Jabal Rahmah memang berasal dari jemaah haji selain Indonesia.
Mereka berbondong-bondong datang dengan membawa berbagai perlengkapan mulai dari alas tidur hingga beberapa makanan.
Tampaknya para jemaah haji ini mengincar posisi wukuf di Jabal Rahmah.
Mengapa Jabal Rahmah diincar hingga menjadi lokasi wukuf terpavorit bagi jemaah?
Jabal Rahmah sebagaimana diketahui adalah pegunungan yang diyakini sebagai tempat bertemu Nabi Adam dan Hawa setelah terpisah ratusan tahun usai keduanya dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke bumi.
Tak heran, jika suasana malam di Jabal Rahmah sangat ramai.
Jemaah banyak yang berdoa disitu terutama di puncak gunung, ada juga yang menggelar alas tidur lesehan dan tidak sedikit pula yang asik ngobrol santai menikmati malam di Jabal Rahmah.
Makin Padat
Patauan Tribunnews.com, tepat pada pergantian hari dari Jumat ke Sabtu 8 ke 9 Dzulhijjah, 9 ke 10 Agustus 2019 waktu Arab Saudi suasana di Padang Arafah semakin ramai dengan kedatangan ribuan jemaah haji dari berbagai penjuru dunia.
Bahkan hingga dini hari ratusan kendaraan mulai dari bus hingga kendaraan pribadi memadati jalanan di Padang Arafah.
Mereka mengangkut jemaah haji untuk diantar ke tenda-tenda tempat menginap selama di Arafah.
Waktu wukuf sebagaimana diketahui tinggap hitungan jam.
Waktu mustajabah wukuf akan datang saat tergelincirnya matahari hingga menjelang terbenam matahari sore ini Waktu Arab Saudi.