Sekjen Kemenag Usulkan Tambahan Konsultan Ibadah Perempuan Pada Musim Haji Tahun Depan
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Muhammad Nur Kholis Setiawan, mengusulkan adanya konsultan ibadah atau pembimbing ibadah haji perempuan
Penulis: Husein Sanusi
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Makkah
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Muhammad Nur Kholis Setiawan, mengusulkan adanya konsultan ibadah atau pembimbing ibadah haji perempuan pada pelaksanaan haji tahun depan.
Hal tersebut sesuai dengan hasil evaluasi Sekjen saat berkunjung ke sektor-sektor di Makkah selama dua hari terakhir.
“Yang menjadi catatan untuk kemudian bahan evaluasi tentu kasuistik. Tentunya adalah keberadaan konsultan ibadah. Dari sisi jumlah jamaah 231 ribu dan data lihat banyak kaum ibu, maka penting konsultan ibadah perempuan. Bukan semata fiqih, tapi banyak hal yang tidak terungkap. Misalnya maaf saat menstruasi jika tanya ke ustaz laki-laki agak pakewuh. Ini bahan evaluasi ke depan,” kata Nur Kholis.
Sekjen Kemenag melakukan kunjungan setelah puncak musim haji berakhir.
Baca: Banyak Negara Puji Penyelenggaraan Haji Indonesia Yang Terbaik, Ternyata Ini Rahasianya
Baca: Kota Makkah Mulai Terasa Sepi Setelah Ditinggalkan Ribuan Jemaah Haji Indonesia
Baca: Dua Jemaah Haji Asal Lhokseumawe dan Pidie Meninggal di RSAS King Faisal Mekkah
Dia mengawali kunjungan ke Madinah lalu dilanjutkan ke hotel-hotel jemaah haji di Makkah.
Menurutnya masalah penguatan ibadah perlu ditingkatkan lagi untuk tahun depan.
“Yang kedua kaitannya dengan 2020 menjadi pencanangan kualitas ibadah. Piranti akomodasi dan transportasi dan konsumsi dan lainnya sudah memadai. Saya tiga tahun berturut ikut prosesi PPIH. Dari sekian banyak peristiwa masalah ibadah perlu ditingkatkan lagi,” katanya.
Dia menambahkan hal lain yang menjadi perhatian pembiayaan para petugas haji.
“Untuk petugas PPIH sekarang didanai dari APBN. Perlu ada evaluasi dan penghitungan ulang. Mazhab keuangan adalah tahun anggaran, tapi musim haji setiap tahun maju. Untuk 2020 supaya bisa disiapkan lebih awal. Jangan sampai mengganggu layanan jemaah,” katanya.
“Kemarin sore rapat evaluasi bersama. Salah satu yang dibicarakan itu. Tidak mungkin mengajukan jika tahun sebelumnya belum dilaporkan. Ini jadi bahan,” ucap Nurkholis.