Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Skenario Menag Jika Indonesia Dapat Kuota Haji, Penuhi Syarat Vaksin, Jemaah Swab Berulangkali

Saat ini kuota jemaah haji belum diumumkan oleh negara penyelenggara yakni Arab Saudi. Bagaimana skenario jika Indonesia mendapatkan kuota?

Penulis: Anita K Wardhani
zoom-in Skenario Menag Jika Indonesia Dapat Kuota Haji, Penuhi Syarat Vaksin, Jemaah Swab Berulangkali
AFP
Para jemaah tengah melaksanakan ritual ibadah haji pada tahun 2020. Skenario Menag Jika Indonesia Dapat Kuota Haji, Penuhi Syarat Vaksin, Jemaah Swab Berulangkali 

Karena daftar vaksin yang disetujui adalah ketentuan dari WHO.

Namun Yaqut menegaskan akan tetap mempersiapkan syarat vaksinasi bagi jamaah haji tersebut.

"Kalau soal vaksin, WHO yang menentukan, tentu kita hanya bisa sampaikan ke Kementerian Kesehatan. Dan saya sudah sampaikan ke Kemenkes."

"Seandainya Pemerintah Saudi membuka kuota haji untuk seluruh dunia, termasuk di dalamnya Indonesia dengan syarat vaksin yang suidah ditentukan Saudi empat vaksin itu, insyaallah kita akan siapkan syarat itu," kata Yaqut dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (1/6/2021).

Arab Saudi kabarnya memang mewajibkan calon jemaah haji untuk divaksin sebelum tiba di Tanah Suci.

DI sisi lain, mereka juga membatasi hanya ada empat vaksin yang disebut-sebut menjadi syarat diperbolehkannya jemaah haji luar negeri masuk ke Saudi.

Empat vaksin itu yakni AstraZeneca, Pfizer, Johnson & Johnson, dan Moderna. Sedangkan vaksin buatan China yang dipakai Indonesia seperti Sinovac dan Sinopharm, tidak/belum masuk daftar.

Berita Rekomendasi

”Terkait vaksin yang tadi disampaikan ada 4 vaksin ini, saya kira mungkin yang kompeten menjawab soal vaksin ini adalah Kemenkes," kata Menag yang akrab disapa Gus Yaqut itu, Senin (31/5/2021).

Usaha Dapat Vaksin Johnson& Johnson Ternyata Belum Masuk Permenkes

”Dari isu ini kami sudah merespons bersama Kemenkes, kami sudah mengusahakan untuk bisa mendapatkan 1 dari 4 vaksin yang disyaratkan, kita dapat Johnson & Johnson,” tambahnya.

Mengapa Johnson& Johnson? Gus Yaqut menyebut karena 3 jenis vaksin lainnya yang menjadi syarat bagi para calon jemaah haji sulit dilakukan. AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna, membutuhkan dua dosis dalam rentang waktu tertentu.

Sementara Johnson & Johnson hanya memerlukan satu dosis suntikan.

”Karena kalau dilihat 3 vaksin yang lain ini agak sulit secara teknis kita gunakan untuk jemaah haji. Johnson & Johnson hanya sekali shoot. Kita atas ikhtiar bersama Kemenkes sudah dapat komitmen untuk bisa mendapatkan vaksin untuk jemaah haji,” ujarnya.

Foto ilustrasi Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson 17 November 2020.
Foto ilustrasi Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson 17 November 2020. (JUSTIN TALLIS / AFP)

Pernyataan Menag ini berbeda dengan penjelasan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi. Ia mengatakan vaksin Johnson & Johnson belum termasuk dalam daftar vaksin yang akan digunakan di Indonesia.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas