Penyakit Jantung Penyebab Kematian Terbanyak Jemaah Haji Indonesia, Ini Faktor Pemicunya
Penyebab kematian terbanyak pada jemaah haji Indonesia adalah penyakit jantung.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Penyebab kematian terbanyak pada jemaah haji Indonesia adalah penyakit jantung.
Tercatat hingga Minggu (17/7/2022) sebanyak 58 jemaah haji meninggal dunia dengan rincian didominasi jenis kelamin laki laki dan dari kelompok umur usia di bawah 60 tahun.
Baca juga: 3 Jemaah Haji Asal Lampung Meninggal, Salah Satunya Meninggal di Bandara Saat Proses Kepulangan
"Lebih banyak pria yang meninggal walau jemaah lebih banyak wanita.” Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana, MARS saat pertemuan dengan Menteri Agama, di Jeddah Sabtu (16/7/2022).
Menurut dr. Budi, ada tiga faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan jemaah haji.
Faktor pertama adalah adanya ancaman suhu dan kelembaban di Arab Saudi.
Sementara ancaman kedua adalah adanya aktivitas yang berlebihan.
Baca juga: Jemaah Haji asal Grobogan ini Pulang Pakai Baju 4 Lapis, Ternyata Ada Alasan Haru di Baliknya
Faktor kedua adalah adanya kerentanan kesehatan jemaah haji.
Jemaah haji indonesia didominasi oleh jemaah haji risiko tinggi karena faktor usia dan penyakit.
Selain itu juga adanya kekambuhan penyakit yang dipicu oleh kelelahan dan kondisi fisik yang menurun.
Faktor ketiga adalah kapasitas tenaga kesehatan, dimana antisipasi dan respon petugas kesehatan terhadap permasalahan kesehatan jemaah.
“Dengan berbagai cara, angka kematian bisa kita kendalikan, walaupun jemaah lansia, walaupun jemaah punya komorbid, tapi bisa kita kendalikan.” ujarnya.
Baca juga: 3 Penyakit ini Jadi Penyebab Jemaah Haji Meninggal di Tanah Suci: Serangan Jantung Paling Mematikan
Lebih kerentanan kesehatan jemaah dapat diantisipasi melalui penguatan promosi kesehatan.
Berbagai upaya promosi kesehatan dilakukan tim, mulai dari kampanye #jangantungguhaus dari awal sebelum keberangkatan jemaah haji.
Selain itu juga seruan terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri terutama saat keluar pondokan dan beribadah. Serta adanya kampanye untuk minum obat teratur bagi jemaah haji risti dan memiliki komorbid.
“Jika dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya, ini sesuai dengan yang kami prediksikan. Mudah mudahan dengan kerjasama berbagai pihak angka 1 per mil bisa kita jaga atau sekitar 1 kematian per 1.000 jamaah haji,” kata dr. Budi