Amphuri Keluhkan Tiket Umrah Seperti Minyak Goreng: Mahal dan Langka
Tak hanya harga tiket yang 'naik setinggi lagit', persoalan yang lebih pelik yakni sulitnya mendapatkan tiket yang bak 'hilang ditelan bumi'.
Editor: Fitriana Andriyani
2. Tiket transit di negara ke-2 banyak dipakai jalur transit untuk penerbangan tujuan Eropa dan Amerika seperti jalur Turki, UEA, dll.
3. Masyarakat di negara transit misalnya Turki, UEA, dll jg memerlukan tiket umrah
4. Ketersediaan pesawat yang terbatas di setiap airlines
5. Ada unsur memanfaatkan demand yg tinggi dari pihak airlines dan broker tiket
6. Kenaikan avtur, dollar dan airport tax yang semestinya tak terlalu signifikan.
Seperti Lion Air hanya naik Rp 300 ribu masih wajar, tetapi penerbangan lain kenaikannya di luar batas wajar.
TK awalnya hanya Rp 14 jutaan sekarang hingga 17 jutaan harga tiketnya. Semestinya airlines tidak memanfaatkan demand tinggi ini dengan menarif harga semaunya.
Baca juga: Sejak Awal 2022, Jemaah Umrah Melalui Bandara Soekarno-Hatta Tembus 340.000 Orang
Solusinya yang mungkin ditempuh Asosiasi & penyelenggara:
1. Dialog nego dengan airlines bersangkutan
2. Mengadukan ke Kemenhub dan Kemenag
3. Bahkan ada usulan dan rencana boikot untuk sementara tidak memberangkatkan Umrah.
Amphuri pun berharap pemerintah bisa melindungi dan menormalisasi harga tiket Umrah.
Dengan demikian, penyelenggara dan masyarakat bisa kembali bisa melaksanakan ibadah Umrah dengan lancar dengan harga yang wajar.
(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.