VIDEO Kisah Pilu Kakek Harun, Calon Jemaah Haji Tertua Berusia 119 Tahun Asal Pamekasan
Saat melakukan aktivitas berdagang ayam kampung itu, Kakek Harun mengaku sering ditipu pembeli yang membayar dengan uang palsu.
Editor: Srihandriatmo Malau
Padahal, uang hasil menjual ayam tersebut ia niatkan ditabung untuk keperluan biaya berangkat haji.
"Biasanya berangkat jualan pukul 6 pagi, dan pulang pukul 12 siang. Jual ayam kampung di Pasar Madulang, Omben, Sampang, Pasar Panaguan, Proppo, dan Pasar Badung Pamekasan," cerita kakek Harun dengan suara terbata-bata, Rabu (10/5/2023) siang.
Selain itu, keseharian Harun di rumahnya dikenal sebagai kakek yang taat ibadah.
Setiap malam, kakek Harun tak pernah absen mengaji di surau bambu yang berada di depan rumahnya.
Di surau berukuran 5 x 4 meter itu pula tempat kakek Harun tidur.
Urusan salat lima waktu, Kakek Harun masih kuat ibadah layaknya orang biasa.
Perihal penggunaan bahasa sehari-hari, kakek Harun tidak bisa komunikasi menggunakan Bahasa Indonesia.
Mainkan menggunakan Bahasa Madura.
Namun kakek Harun juga pandai berbahasa Belanda dan Jepang.
Kakek 5 bersaudara ini menceritakan, tahun 2017 lalu, menjual tanahnya Rp 80 juta untuk mendaftar haji.
Di tahun itu, kakek Harun membayar uang muka Rp 29 juta melalui biro penyelenggara haji dan umroh Assyarifain yang tak jauh dari desanya.
Lalu tanggal 29 Januari 2018, berkat hasil menabung dari penjualan ayam kampung, kakek Harun kembali menyetor uang sebesar Rp 8 juta.
Untuk melunasi kekurangan biaya pendaftaran haji ke biro itu, kakek Harun harus merelakan menjual dua sapi betina kesayangannya yang dipelihara selama 2 tahun setelah mendapat kabar masuk kuota keberangkatan haji tahun 2023 ini.
Masing - masing sapinya laku dengan harga berbeda, sapi betina yang besar laku Rp 10 juta dan sapi betina yang kecil laku Rp 7.5 juta.