Jemaah Haji Wajib Tahu, Waspadai Ancaman Kaki Melepuh
Jemaah haji Indonesia gelombang pertama diperkirakan akan tiba, 24 Mei mendatang sekira pukul 06.20 waktu Arab Saudi.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Surya, Galih Lintartika
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Jemaah haji Indonesia gelombang pertama diperkirakan akan tiba, 24 Mei mendatang sekira pukul 06.20 waktu Arab Saudi.
Mereka akan mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA Madinah). Ada 16 kloter yang akan datang pertama kali di Madinah.
Total ada 6.383 jemaah yang berangkat dari delapan embarkasi, yaitu: Jakarta - Pondok Gede (JKG), Jakarta - Bekasi (JKS), Solo (SOC), Makassar (UPG).
Baca juga: Jemaah Haji Kloter Perdana Mulai Masuk Ke Asrama Haji Pondok Gede
Selain itu, Aceh (BTJ), Kualanamu/Medan (KNO), Batam (BTH), dan Surabaya (SUB). Jemaah akan langsung diantar menuju hotel di Madinah.
Untuk jemaah yang tiba di Madinah, wajib mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan kesehatan jemaah. Termasuk, serangan kaki melepuh.
Kaki melepuh ini adalah gejala yang seringkali dialami jemaah saat di Madinah. Kaki melepuh itu khas dan hanya ada ditemui di Madinah.
Itu biasanya terjadi saat jemaah haji memaksakan diri nekat tidak beralas kaki berjalan di tengah teriknya sinar matahari. Dan itu berbahaya sekali.
“Biasanya, jemaah yang melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi itu sering kehilangan sandal,” kata Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi dr M Imron, Selasa (23/5/2023).
Menurut dia, kehilangan sandal itu sering terjadi karena ketika masuk masjid dan keluarnya itu tidak dalam pintu yang sama. Apalagi, luas dan besarnya Masjid Nabawi.
Baca juga: Tiba di Madinah 24 Mei, Jemaah Haji Kloter I dari 14 Embarkasi Dijamu 21 Dapur dan 77 Hotel
“Dan biasanya, jemaah haji Indonesia itu menyepelekan. Dianggap jarak Masjid ke hotelnya itu dekat, mereka memaksa jalan kaki tanpa sandal,” terangnya.
Kenekatan itu akan berdampak panjang. Sebab, kaki jemaah bisa melepuh. Pelataran masjid Nabawi dan Masjidil Haram itu berbeda.
Jika di Masjidil Haram, keramiknya itu dingin sekalipun di luar panas. Sedangkan di Masjid Nabawi itu tetap panas. Dan itu jarang sekali ada yang memahami kondisinya.
“Jika parah, mungkin mereka akan mendapatkan rawat inap seminggu. Apalagi jemaah yang memiliki resiko lain yakni diabetes, prosesnya sembuh bisa dua minggu,” terangnya.