Perjuangan Syafura Berangkat ke Tanah Suci, Nenek 76 Tahun Arungi Lautan 24 Jam dari Tambelan
Usia senja tidak menghalangi langkah Syafura untuk tetap beribadah Haji ke Tanah Suci demi memenuhi Rukun Islam ke-5
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usia senja tidak menghalangi langkah Syafura untuk tetap beribadah haji ke Tanah Suci demi memenuhi Rukun Islam ke-5 yang wajib ditunaikan jika mampu.
Syafura merupakan seorang nenek berusia 76 tahun asal Kecamatan Tambelan, Pulau Tambelan.
Ia menjadi salah satu jemaah Haji yang beruntung memiliki kesempatan untuk berangkat menunaikan ibadah Haji pada penyelenggaraan Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi.
Daerah asalnya yakni Pulau Tambelan merupakan daerah yang termasuk dalam provinsi Kepulauan Riau, tepatnya Kabupaten Bintan yang terletak di lepas pantai barat provinsi Kalimantan Barat.
Perjalanan Syafura untuk bertamu ke rumah Allah pun tidak mudah, karena ia bermukim di pelosok yang tergolong sebagai daerah perbatasan.
Saat jemaah Haji lainnya bisa langsung menuju Embarkasi masing-masing daerah, nenek satu ini harus menempuh waktu selama 24 jam untuk bisa berkumpul dengan jemaah lainnya yang berasal dari Bintan.
Meskipun sedang beristirahat di kamarnya di Gedung Shafa Asrama Haji Batam, sebelum diberangkatkan ke Madinah, Arab Saudi, ia tidak sungkan untuk membagikan kisahnya.
"Dari Tambelan, perjalanan 24 jam," kata Syafura, dikutip dari keterangan resmi Kementerian Agama, Minggu (28/5/2023).
Jemaah Haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 3 Embarkasi Batam ini menjelaskan bahwa meskipun keluarganya tidak menemani hingga ke Embarkasi, namun mereka mengantarkannya hingga ke Pelabuhan di Tambelan.
Baca juga: Kisah Calon Jemaah Haji Termuda Asal Majalengka: Deg-dengan Jelang Keberangkatan
Ia kemudian menunpang Kapal Sabuk 48 ubtuk bisa mengikuti Manasik Haji yang diadakan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bintan, sebelum kemudian ke Embarkasi Batam.
"Alhamdulillah, banyak yang antar (dari rumah sampai pelabuhan di Tambelan), (saya) sendiri, cuma sama teman-teman di kapal. Sampai Tanjungpinang (ibukota Kepulauan Riau, saya) dijemput saudara," jelas Syafura.
Syafura pun menuturkan bahwa dulu ia merupakan seorang penjual kue dan bakso.
Kemudian memutuskan untuk melakukan daftar Haji pada 2012, ia akhirnya mendapatkan nomor porsi antrean Haji tahun 2022.
Namun impiannya bertamu ke rumah Allah sempat tertunda karena pandemi virus corona (Covid-19) membuat Kerajaan Saudi memutuskan untuk membatasi sementara ibadah ini selama 2 tahun.
"Dulu daftar tahun 2012 yang pelunasan pertama, dapat nomor porsi tahun 2022. Akhirnya mundur-mundur dapat tahun 2020, tapi lantaran Covid, gagal berangkat. Pada tahun 2022 mulai berangkat lagi Haji, tapi karena ada pembatasan umur (maksimal 65 tahun) gagal lagi berangkat," papar Syafura.
Ia pun mengaku bahagia karena akhirnya impiannya untuk bisa pergi Haji akan segera menjadi kenyataan.
"Alhamdulillah, tahun ini berangkat," tutur Syafura.
Sebenarnya dirinya berharap bisa menunaikan ibadah Haji ini bersama sang suami, namun suaminya itu telah meninggal dunia pada 2013.
Saat itu, kata dia, suaminya itu belum sempat mendaftar Haji.
Sebagai seorang perempuan yang telah berusia senja, Syafura pun tidak menginginkan hal yang berlebihan.
Di Tanah Suci, ia hanya berharap Allah SWT memberikannya kesehatan dan kekuatan fisik serta mental, sehingga dirinya dapat menjalankan ibadah Haji secara khusyuk dan lancar.
Matanya pun berkaca-kaca membayangkan ibadah Haji yang akan ia jalani di Tanah Suci.
"Harapan saya, diberi kesehatan, kekuatan fisik dan mental supaya saya dapat menjalankan ibadah Haji, maklumlah, kondisi saya sudah renta begini. Itu saja cukup, semoha Allah memberkahi, selamat pergi dan kembali ke tanah air," pungkas Syafura.
Baca juga: VIDEO Kisah Nek Sary, Kumpulkan Uang dari Hasil Berkebun Selama 9 Tahun untuk Bisa Berangkat Haji
Syafura yang tergabung dalam kloter 3 Embarkasi Batam telah tiba di Madinah, Kamis (25/5/2023) lalu.
Ia berangkat menggunakan Saudia Airlines melalui Bandara Hang Nadim Batam dengan rute Madinah, Arab Saudi, untuk menjalani Arbain atau salat berjamaah selama 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi, sebelum diberangkatkan ke Makkah.