450 Bus Shalawat dan 230 Petugas Siap Layani Mobilitas Jemaah Haji Indonesia di Makkah
450 armada Bus Shalawat yang dilengkapi sekitar 230 petugas telah disiapkan untuk memfasilitasi mobilitas dan aktivitas jemaah haji Indonesia.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - 450 armada Bus Shalawat yang dilengkapi sekitar 230 petugas telah disiapkan untuk memfasilitasi mobilitas dan aktivitas para jemaah Haji Indonesia selama beribadah di Makkah, Arab Saudi.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah, Khalilurrahman mengatakan ratusan bus tersebut akan melayani jemaah yang tersebar pada 11 sektor dari Mahbas Jin, Raudlah Jarwal, Misfalah hingga yang terjauh di kawasan Syisah.
Mulai 1 Juni 2023, semua armada transportasi sholawat telah dioperasikan bersamaan dengan kedatangan para jemaah Haji.
"(Kamis) malam ini (waktu Arab Saudi), ada 5 kelompok terbang (kloter) yang akan tiba di Makkah, ada 3 kloter pukul 20.00 WAS akan tiba Jakarta-Pondok Gede (JKG 01), Solo (SOC) 01, Makassar (UPG 01) dan Medan (KNO 01)," jelas Khalil, dalam simulasi penggunaan Bus Sholawat di Makkah, Kamis (1/6/2023).
Para petugas Haji pun telah ditempatkan di pos masing-masing untuk menyambut para jemaah.
Baca juga: 73 Persen Jemaah Haji yang Berangkat Masuk Kategori Risiko Tinggi, 1.600 Tenaga Kesehatan Disiapkan
"Untuk menyambut kedatangan jemaah, hari ini semua petugas transportasi sudah mulai menempati posnya masing-masing dan siap melayani jemaah 24 jam penuh," kata Khalil.
Mulai Didorong Dari Madinah
Para jemaah haji asal Indonesia mulai didorong bergerak dari Madinah menuju Makkah pada 1 Juni 2023.
Kepala Seksi Layanan Kepulangan dan Kedatangan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Edayanti Dasril mengatakan jumlah jemaah yang mulai bergerak itu mencapai 1.889 orang.
"Sebanyak 1.889 jemaah mengawali keberangkatan dari Madinah menuju Makkah untuk umrah wajib," kata Edayanti dalam keterangan persnya di Media Center Haji (MCH) PPIH Pusat, Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (1/6/2023).
Baca juga: Penyelenggaraan Ibadah Haji di Kota Makkah Datangkan Lapangan Kerja Buat 22.000 Orang
Mereka, kata dia, terbagi dalam lima kelompok terbang (kloter), yakni Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 01), Solo (SOC 01), Makassar (UPG 01), Aceh (BTJ 01), dan Kualanamu/Medan (KNO 01).
Para jemaah Haji akan mengambil miwat makani (tempat) untuk berihram di Masjid Dzulhulaifah atau Bir Ali terlebih dahulu, ini dilakukan dalam perjalanan mereka dari Madinah menuju Makkah.
"Jemaah akan menempuh perjalanan kurang lebih 450 km ke Mekkah dan waktu sekitar lima jam," jelas Edayanti.
Sementara bus yang akan membawa para jemaah ke Makkah hanya akan berhenti selama 30 menit di Bir Ali.
Oleh karena itu, ia mengimbau para jemaah untuk mengenakan ihram sejak di pemondokan masing-masing.
Khusus untuk para jemaah lanjut usia (lansia) akan dibantu petugas Haji dalam berihram, mereka pun tidak perlu untuk turun dari bus.
"Bagi jemaah lansia, tidak perlu turun dari bus saat di Bir Ali. Nanti akan ada petugas yang akan menghampiri dan membimbing jemaah untuk berihram," papar Edayanti.
Berdasar pada data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), hingga 31 Mei 2023, pukul 24.00 WIB, jemaah dan petugas Haji yang tiba di Madinah mencapai 47.775 orang atau 124 kloter.
Sedangkan jumlah jemaah yang meninggal dunia di Madinah mencapai 8 orang, mereka akan dimakamkan di Baqi.
Para jemaah yang meninggal ini nantinya akan dibadalhajikan, sesuai dengan ketentuan.
"Jemaah yang wafat berjumlah 8 orang. Jemaah wafat disalatjenazahkan di Masjid Nabawi dan dimakamkan di Baqi. Sesuai ketentuan, jemaah yang wafat akan dibadalhajikan," tutur Edayanti.
Di Makkah, para petugas Haji Daerah Kerja (Daker) Makkah pun telah siap menyambut dan melayani para tamu Allah SWT ini dalam menunaikan rukun Islam ke-5 itu.
"Pemondokan, berbagai fasilitas ramah lansia dan fasilitas pendukung bagi lansia dan disabilitas sudah dicek kesiapaannya, seperti kursi tambahan di bawah shower dan handrail (pegangan tangan) di kamar mandi. Bahkan, di beberapa hotel disiapkan juga tombol dan lampu darurat untuk para disabilitas dan lansia," pungkas Edayanti.