Ada 54 Dapur Umum untuk Melayani Makan Para Jamaah Haji di Makkah
Dijelaskan kembali, setelah dipotong, masuk ke proses memasak. Karena banyak prosesnya bisa 1-2 jam.Kemudian dikemas, bisa selesai dalam 1.5 jam
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH- Ada 54 dapur yang terdapat di wilayah atau area Zaidi, Kota Makkah yang diperuntukkan untuk melayani kebutuhan makanan para jamaah.
Pengawas Pelayanan Konsumsi Daker Makkah di Ahla Zad, Dadang Suratman menjelaskan,setiap dapur maksimum memproduksi 4 ribu pax kebutuhan para jamaah haji
"Kebutuhan makan jamaah selama tinggal di mekah adalah 66 kali makan. Pagi, siang dan malam untuk setiap orangnya," ujarnya Minggu (4/6/2023)
Dijelaskan, untuk menu yang dibuat, ada sarapan sederhana seperti nasi uduk dan tempe orek, atau nasi kuning dan telur dadar. Sementara untuk proses peracikan makanan jamaah dimulai dari barang (bahan makanan) datang ke dapur.
Baca juga: Viral Calon Haji Asal Majalengka Minta Turun dari Pesawat untuk Beri Makan Ayam, Idap Demensia
"Kami juga memilih perusahaan katering yang dapurnya memiliki pintu masuk dan pintu keluar barang yang berbeda. Jadi harus punya loading dock juga.Bahan-bahan akan disortir dan dicuci seperti sayuran dan buah. Lalu akan disimpan di berbagai penyimpanan seperti dry store, untuk pembekuan ada chiller," jelasnya.
Setiap harinya juru masak akan mengeluarkan bahan makanan untuk diolah. Karena untuk porsi besar, volumenya sampai ribuan, proses pemotongan sayur bisa memakan waktu 2 jam. Beberapa sayur yang biasa digunakan seperti timun, wortel, dan kembang kol. Untuk dagingnya pakai daging sapi, ayam, dan ikan
"Rotasi menu dalam seminggu itu lima kali menu ikan, tiga kali menu ayam, dan tiga kali daging. Untuk menu sayurannya juga diputer," kata Dadang.
Dijelaskan kembali, setelah dipotong, masuk ke proses memasak. Karena banyak prosesnya bisa 1-2 jam.Kemudian dikemas, bisa selesai dalam 1.5 jam karena bisa lebih cepat.
Yang terpenting, Dadang menegaskan makanan harus segera dikirim setelah matang. Tiba di tangan jemaah harus hangat dengan suhu kurang lebih 60 derajat celcius. "Jadi kami harus pertahankan di suhu itu. Masih fresh saat disantap," kata dia.
Cita rasa indonesia harus bisa dibuat untuk kenyamanan jamaah. Kami memilih menu yang terkenal di Indonesia seperti opor ayam, balado, kentang mustofa. Untuk pengolahan daging ada semur dan rendang," lanjutnya.
Yang sayuran biasanya acar matang, sayuran seperti timun dan wortel di bumbu kuning dan dimasak. Menu yang dipilih dipastikan yang ramah terhadap manula.
Baca juga: Kebiasaan Kakek Juhani Hingga Minta Diturunkan dari Pesawat Saat Berangkat Haji
"Karena sebagian akan dikonsumsi lansia, maka perlu diperhatikan pemberian bumbu, jangan terlalu asin atau pedas. Tekstur makanan juga harus menyesuaikan, apalagi menu daging sapi dan ayam, harus matang dan empuk," kata Dadang.
Sebelum sampai ke jemaah tekstur daging dan olahannya harus dicoba dulu di sektor dan daker. Untuk sayuran harus diperbanyak untuk memenuhi kebutuhan serat.
"Di saudi ini kan panas. Untuk makan siang dapat buah . Alhamdulillah buah di sini bagus bagus seperti jeruk pisang apel dan pir.Yang utama makanan harus dipertahankan suhunya jangan sampai di bawah 60 derajat. Ada aturan dari saudi kalau suhunya di bawah itu dianggap udah mau basi jadi harus dibuang," jelas Dadang.
Dadang kemudian mengimbau kepada para jemaah haji untuk memperhatikan durasi makan. Ada jam kadaluarsanya.
Misal makan pagi tidak boleh disantap setelah jam 09.00, makan siang sampai pukul 16.00, dan makan malam maksimal pukul 21.00," ujar Dadang.