Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jemaah Haji Diminta Mewaspadai Heat Stroke saat Melaksanakan Salat Jumat di Tanah Suci

Salat Jumat sebagai kegiatan ibadah yang istimewa, terutama saat berada di Tanah Suci. Namun jaga kesehatan, karena rawan heat stroke.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Jemaah Haji Diminta Mewaspadai Heat Stroke saat Melaksanakan Salat Jumat di Tanah Suci
TribunJabar.id/Muhamad Syarif Abdussalam
Jemaah beraktivitas di dalam Masjid Nabawi, Madinah, Saudi Arabia, Kamis (8/6/2023). 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Setiap muslim, terutama para jemaah haji, tentunya sangat ingin melaksanakan salat Jumat di Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Namun, di tengah kondisi cuaca panas di Tanah Suci saat ini yang berpotensi mengganggu kesehatan, diperlukan upaya agar jemaah haji dapat menjalankan ibadah dengan nyaman dan aman.

Baca juga: Respon Kemenag soal Viral Jemaah Haji Kloter 14 Asal Makassar yang Terlantar di Madinah

Petugas Haji Daerah Provinsi Jawa Barat Bidang Kesehatan dari Kloter 58, dr Dimas Erlangga Luftimas, mengungkapkan pentingnya menjaga kesehatan jemaah saat melaksanakan ibadah haji, terutama dengan suhu cuaca yang mencapai 40 derajat Celcius atau lebih di Arab Saudi.

Dokter Dimas mempertimbangkan pentingnya salat Jumat sebagai kegiatan ibadah yang istimewa, terutama saat berada di Tanah Suci.

Banyak jemaah yang tidak ingin melewatkan kesempatan istimewa ini untuk mendapatkan pahala sebanyak mungkin. 

Baca juga: Sektor Khusus Masjid Nabawi Prioritaskan Jemaah Haji Lansia dan Disabilitas Agar Bisa Masuk Raudhah

Namun, dia menekankan bahwa jemaah harus memperhatikan kondisi lingkungan yang mungkin mereka hadapi saat melaksanakan ibadah.

Berita Rekomendasi

Salah satu risiko yang dapat terjadi akibat paparan panas yang tinggi adalah heat stroke atau serangan panas.

Heat stroke dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti kebingungan, pusing, kejang, bahkan berujung pada kematian.

Seorang jamaah muslim membaca Al Quran, kitab suci umat Islam, di Masjidil Haram di kota suci Mekkah pada salat Jumat kedua di bulan suci Ramadan pada 31 Maret 2023.
 (Photo by Abdel Ghani BASHIR / AFP)
Seorang jamaah muslim membaca Al Quran, kitab suci umat Islam, di Masjidil Haram di kota suci Mekkah pada salat Jumat kedua di bulan suci Ramadan pada 31 Maret 2023. (Photo by Abdel Ghani BASHIR / AFP) (AFP/ABDEL GHANI BASHIR)

"Langkah yang harus diambil adalah menghindari sumber panas sebisa mungkin. Saat melaksanakan salat Jumat, penting untuk mencari tempat yang teduh dan tidak terpapar sinar matahari langsung. Idealnya, carilah tempat yang memiliki pengaturan udara seperti AC," kata dr Dimas, Jumat (9/6/2023).

Selain itu, jemaah juga disarankan untuk datang lebih awal ke masjid agar tidak kehabisan tempat di dalam ruangan.

Dengan demikian, mereka tidak perlu berada di halaman masjid yang terbuka.

Upaya lain yang dapat dilakukan adalah menggunakan penutup kepala, seperti topi, kopiah, atau sorban.

Dokter Dimas menyarankan agar penutup kepala tersebut dibasahi terlebih dahulu, terutama bagi orang Indonesia yang tidak terbiasa dengan suhu panas yang ekstrem.

Penutup kepala yang basah dapat membantu mencegah panas langsung yang mengenai kepala dan bagian tubuh lainnya.

Ia menjelaskan bahwa heat stroke adalah kondisi kesehatan yang disebabkan oleh paparan panas berlebihan atau ekstrim.

Baca juga: Tenda Baru Bersistem Pendingin Khusus Disiapkan Sambut Jemaah Haji di Makkah dan Madinah

Salah satu tanda utamanya adalah peningkatan suhu tubuh hingga mencapai 41 derajat Celcius, disertai dengan penurunan kesadaran, mual, muntah, nafsu makan berkurang, kejang otot, dan penurunan kesadaran.

"Aktivitas apa pun yang dilakukan di bawah cuaca yang sangat panas, seperti yang sedang terjadi di Arab Saudi saat ini, memiliki risiko tinggi terjadinya heat stroke. Oleh karena itu, penting bagi semua jemaah haji untuk waspada dan mengambil langkah pencegahan guna memastikan bahwa heat stroke tidak terjadi pada mereka," katanya.

Selain itu, langkah lain yang dapat dilakukan adalah memakai pakaian yang longgar dan menghindari pakaian yang terlalu ketat agar tercipta ruang udara antara paparan panas dengan tubuh.

Selain itu, penting untuk mengonsumsi cairan yang cukup, karena jemaah perlu minum lebih banyak dari biasanya untuk menggantikan kehilangan cairan tubuh akibat penguapan yang meningkat.

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas