Keceriaan Jemaah Haji Asal Papua Tiba di Makkah, Selalu Ingin Salat Dekat Kabah
Senyum kegembiraan, meski terselip wajah lelah, terpancar dari para jamaah saat pertama kali menginjakkan kaki di Makkah.
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Rabu (7/8/2023) malam waktu setempat lima bus tiba di depan Hotel Mina View sekira pukul 20.00 waktu Arab Saudi (WAS).
Hampir lima jam jamaah asal Nabire Papua Tengah dari embarkasi Makassar (UPG) ini tiba di Kota Makkah.
Istirahat beberapa jam, pada Kamis dini hari, rombongan jamaah ini langsung berangkat ke Masjidil Haram untuk melaksanakan ibadah umrah.
Baca juga: Jemaah Haji Diminta Mewaspadai Heat Stroke saat Melaksanakan Salat Jumat di Tanah Suci
Rombongan jamaah asal Nabire Papua Tengah berjumlah 393 jamaah. Selain dari Papua, jamaah haji dari berbagai daerah di Indonesia akan datang secara bergelombang ke Kota Makkah hingga 22 Juni mendatang.
Senyum kegembiraan, meski terselip wajah lelah, terpancar dari para jamaah saat pertama kali menginjakkan kaki di Makkah.
"Alhamdulillah, senang sekali bisa tiba disini dengan selamat dari kampung halaman," ujar Laudus (56) jemaah haji yang tinggal di Komplek Pasar Oyehe Nabire, Papua Tengah
Laudus menjelaskan, para jamaah yang berasal dari Papua juga berasal dari dari beberapa daerah lain. Dari Asmat, dan Mimika.
"Keinginan saya bisa sembahyang (salat) di shaft pertama dekat Kabah dan berkeinginan sekali bisa mencium Hajar Aswad," katanya.
Laudus menuturkan, selama 12 tahun menanti untuk bisa menunaikan ibadah haji. Syukur alhamdullah, tiba di tanah haram ini, untuk melaksanakan ibadah," kata dia.
Lain lagi yang diungkapkan oleh Abdurrahman. Ia mengaku tak percaya, bisa melihat langsung Kabah. Selama ini, katanya hanya bisa melihat dari gambar melalui handpone miliknya.
"Tidak menyangka bisa melihat Ka'bah dalam hati melayang-layang seolah olah kita tidak percaya, biasanya hanya melihat Kabah hanya di gambar sekarang melihat langsung setelah penantian panjang 11 tahun," ujarnya.
"Begitu pertama kali melihat Kabah yang pertama, saya ingat orang tua. Bapak dan mama sudah tua.Tapi, sudah berdoa agar bapak dan mama bisa ke Tanah Sucii," ujar Abdurrahman sambil mengusap air matanya yang jatuh perlahan lahan membasahi pipinya.