Ini Titik Berikut Fasilitas Layanan Kesehatan di Armuzna Jika Jemaah Haji Sakit dan Perlu Evakuasi
Liliek menuturkan bahwa di Arafah, akan ada pos kesehatan besar yang ditempatkan di sekitar tenda jemaah.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo mengatakan bahwa pihaknya telah menempatkan petugas kesehatan di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna) jelang puncak ibadah Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi.
Ini untuk menjamin agar pelaksanaan puncak Haji berjalan lancar dan para jemaah mendapatkan bantuan dari petugas kesehatan, jika mereka mengalami gangguan pada kondisi fisiknya.
"Di Armuzna, kita sudah antisispasi dengan penetapan tenaga-tenaga kesehatan," jelas Liliek di Arab Saudi, tentang persiapan petugas kesehatan sebelum puncak Haji, Selasa (20/6/2023).
Di Arafah, akan ditempatkan para petugas atau tenaga kesehatan dari Bandara dan Tim Gawat Darurat atau Emergency Medical Team (EMT) serta tim Promosi Kesehatan (Promkes).
Liliek menuturkan bahwa di Arafah, akan ada pos kesehatan besar yang ditempatkan di sekitar tenda jemaah.
Pos kesehatan ini memiliki kapasitas rawat sekitar 20 bed untuk jemaah yang hanya mengalami sakit biasa.
Sedangkan untuk jemaah yang mengalami kondisi paling berat akibat cuaca panas (heat stroke), akan ditempatkan di tempat pemulihan yang tersedia di pos ini.
Baca juga: Suhu Arab 45 Derajat, 220 Ribu Jemaah Haji Indonesia Akan Jalan Kaki 6 -14 Km dari Mina ke Jamarat
"Akan didirikan pos kesehatan di sekitar tenda jemaah yang bisa rawat sekitar 20 bed untuk jemaah yang perlu perawatan, apalagi yang heat stroke ada tempat pemulihan, itu pos kesehatan yang besar," kata Liliek.
Sementara pos kesehatan satelit, kata dia, menyebar di dekat-dekat tenda di Arafah.
"Ada 5 pos satelit yang akan kita tempatkan dan dari pemerintah Saudi juga akan ada pos kesehatan, sehingga jemaah bisa mengakses baik di kita maupun Saudi," papar Liliek.
Meski ada pos-pos satelit yang menyebar di area tenda jemaah, namun pos ini tidak memiliki fasilitas lengkap seperti pos besar.
"Di pos besar tentu lebih lengkap fasilitasnya, sementara yang di pos satelit itu sifatnya sementara. Kalau di pos besar perlu rujukan kita akan rujuk," tutur Liliek.
Ia kemudian menjelaskan terkait pos kesehatan besar yang disiapkan di Mina.
Pos ini ditempatkan di area lintasan para jemaah, yakni dari tenda ke jamarat.
"Untuk Mina, juga ada pos kesehatan yang besar dan di alur lalu lalang jemaah dari tenda ke jamarat," kata Liliek.
Di Mina, nantinya akan ada pos kesehatan yang diisi Petugas Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH), Tim Perlindungan Jemaah (linjam) dan tim kesehatan dari Kemenkes.
"Di sana ada gabungan P3JH, linjam dan dari Kemenkes yang akan mendirikan pos di sana," jelas Liliek.
Sementara itu untuk jalur bawah dan atas akan ada 5 titik, tersedia pula ambulans yang akan disiagakan, termasuk ambulans di dekat jamarat.
Begitu pula dengan EMT yang akan standby membawa perlengkapan obat-obatan yang diperlukan jemaah
"Jalur bawah dan atas ada 5 titik, (ita juga ada ambulans yang akan standby, termasuk yang di dekat jamarat. EMT yang mobile akan membawa obat-obatannya," papar Liliek.
Berkaca di kasus yang terjadi pada pelaksanaan ibadah Haji pada tahun sebelumnya, kata dia, banyak jemaah yang mengalami kelelahan saat berada di Mina.
Oleh karena itu, akan ada ambulans yang disiagakan di luar lingkaran Mina, untuk mengevakuasi jemaah yang mengalami penurunan kondisi fisik ini.
"Jemaah banyak kelelahan di Mina, untuk evakuasi ambulans itu akan di tempatkan di luar lingkaran Mina," pungkas Liliek.