Ketua PPIH Imbau Jemaah Haji Tidak Memaksakan Salat Jumat di Masjidil Haram
Subhan menegaskan, Jumat, tanggal 23 Juni atau bertepatan pada 5 Dzulhijjah adalah Jumat terakhir sebelum pelaksanaan puncak haji.
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Subhan Cholid mengimbau kepada para jemaah haji untuk tidak memaksakan diri melaksanakan salat Jumat di Masjidil Haram.
Subhan menegaskan, Jumat, tanggal 23 Juni atau bertepatan pada 5 Dzulhijjah adalah Jumat terakhir sebelum pelaksanaan puncak haji.
Baca juga: Timwas Haji DPR Temukan Empat Catatan Evaluasi Penyelenggaraan Haji di Madinah
"Esok hari atau bertepatan dengan 5 Dzulhijjah merupakan akhir (bus) Solawat beroperasi. Sebelum masa puncak proses ibadah haji. Dan esok hari, itu bertepatan dengan hari Jumat, sudah masuk pada puncak kedatangan para jemaah haji," ujar Subhan.
"Nah, karena besok hari Jumat tentu banyak yang ingin salat Jumat di Masjidil Haram, dan akan sangat padat. Meskipun, besok bukan masa akhir bus Solawat, namun pemerintah Arab Saudi akan menghentikan bus Solawat jam 9 pagi," Subhan menegaskan.
Baca juga: Jelang Puncak Haji, Arafah dan Muzdalifah Catat Suhu Tertinggi di Arab Saudi, 45 Derajat Celcius
Demi menjaga keselamatan dan keamanan jemaah haji, Subhan kemudian mengimbau kepada para jemaah haji untuk memanfaatkan masjid masijd sekitar untuk melaksanakan salat Jumat.
Selain itu, bus-bus Solawat mulai ditarik untuk persiapan angkutan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Hal ini akan berdampak, jemaah haji akan kesulitan mendapatkan bus untuk kembali ke hotel.
Bus-bus shalawat akan sepenuhnya berhenti beroperasi pada keesokan harinya, atau Sabtu (24/6) kembali beroperasi seusai puncak haji, yakni mulai 14 Zulhijjah (2 Juli).
"Kalau besok tetap akan Jumatan di Masjidil Haram, siap-siap pulang naik taksi," kata Subhan.