Jangan Sia-siakan Waktu Selama Berada di Madinah, Ini Amalan yang Bisa Dilakukan Jemaah Calon Haji
Sebagai salah satu kota suci yang juga menjadi tempat utama dijanjikan Allah untuk panen pahala, Madinah adalah dambaan bagi umat untuk beribadah.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Serambi, Khalidin Umar Barat dari Madinah
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH – Sebanyak 7.200 jemaah calon haji gelombang pertama akan segera tiba di Kota Madinah Al Munawarah.
Sesuai jadwal, rombongan jemaah calon haji Indonesia kloter pertama ini akan tiba di Bandara Amir Muhammad Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Ahad (12/5/2024).
Sebagai salah satu kota suci yang juga menjadi tempat utama dijanjikan Allah untuk panen pahala, Madinah adalah dambaan bagi umat untuk beribadah.
Ini karena adanya janji pahala berkali-kali lipat bagi siapapun yang beribadah di Masjid Nabawi.
Baca juga: Jelang Keberangkatan Jemaah Haji, Menteri Agama Minta Jemaah Indonesia Waspadai Cuaca Panas
Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Pembimbing Ibadah, Prof KH Aswadi mengatakan Madinah atau dahulu bernama Yastrib merupakan kota hijrah Nabi Muhammad SAW.
Di sana terdapat masjid terakhir yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat.
"Hal inilah yang membuat Kota Madinah memiliki keistimewaan tersendiri," ujar Aswadi, Sabtu (11/5/2024).
Menurutnya, salah satu keistimewaan Madinah lantaran salat di Masjid Nabawi di mana pahalanya 1000 kali lipat.
Bukan itu saja, menurut Aswadi, dosa kecil di Madinah dicatat sebagai dosa besar, seperti yang disabdakan Rasulullah.
Karena itulah jangan menyia-nyiakan waktu selama berada di Madinah.
Lebih lanjut KH Aswadi menyampaikan, banyak amalan-amalan yang dapat dilakukan jemaah haji ketika berada di Kota Madinah.
Selain melakukan salat wajib juga bisa ditambahkan dengan salat sunnah lainnya, jemaah haji juga dapat membaca Alquran ataupun mengkhatamkan.
Baca juga: Jemaah Haji Lansia Capai 45.000 Orang, Ini Layanan Khusus yang Bakal Diterima Selama di Arab Saudi
Jamaah haji selama berada di Kota Madinah diharapkan memperbanyak bacaan Shalawat kepada Rasulullah, untuk mendapatkan syafaatnya kelak di Yaumul Akhir.
Meski begitu, KH Aswadi juga mengingatkan jika semua amalan yang dilakukan harus tetap sesuai kemampuan dan tidak memaksakan diri.
"Contohnya jemaah lansia (lanjut usia) sebaiknya melihat kondisi kesehatan sebelum melakukan amalan-amalan tersebut, jika seandainya kondisi kesehatannya fit dan merasa sanggup, maka diperbolehkan ke Masjid Nabawi," kata dia.
Akan tetapi jika kondisi kesehatannya tidak mendukung untuk berangkat ke Masjid Nabawi, alangkah baiknya untuk tetap melakukan amalan di hotel tempat menginap.
Dia menekankan bagi jemaah haji lansia, dengan beribadah di hotel dapat menjaga kondisi hingga puncak haji.
"Meskipun demikian fadilah dan pahala yang didapatkan oleh jemaah lansia sama dengan ibadah yang dilakukan di Masjid Nabawi," tandas KH Aswadi. (*)