Sri Mulyani Komunikasi dengan Menkeu Saudi, Bahas Pemanfaatan Fasilitas untuk Jemaah Haji & Umrah
Indonesia menjadi salah satu negara yang jamaahnya paling banyak melakukan ibadah haji dan umrah, namun pemasukan uang semata dinikmati Arab Saudi.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Dewi Agustina
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden RI (Wapres) KH Maruf Amin menyatakan, saat ini pemerintahan RI melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani tengah menjalin komunikasi dengan Kementerian Keuangan Arab Saudi.
Komunikasi yang dilakukan Menkeu Sri Mulyani itu kata Wapres, untuk membicarakan soal pembagian manfaat atas uang yang masuk dari Indonesia melalui jamaah haji dan umrah ke Arab Saudi.
Kata Wapres, sejauh ini Indonesia menjadi salah satu negara yang jamaahnya paling banyak melakukan ibadah haji dan umrah.
Namun, pemasukan uang itu semata dinikmati oleh pemerintahan Arab Saudi saja.
Baca juga: Kantor Kesehatan Haji di Madinah Siapkan 62 Ton Obat-obatan untuk Jemaah Haji Indonesia
"Bu Sri Mulyani cerita ke saya bahwa sudah ada pembicaraan dengan Menteri Keuangan Saudi Arabia, karena kita ini kan banyak sekali uang yang masuk ke Saudi Arabia itu, baik lewat haji maupun umrah."
"Selama ini yang menikmati itu pihak Saudi saja. Jadi propertinya, konsumsinya, transportasinya, lain-lain dinikmati," kata Wapres saat hadiri acara Silaturahmi Perkumpulan Bank Syariah Indonesia, di Gedung BSI, Senin (13/5/2024).
Dalam komunikasi itu lah kata Wapres, Menkeu RI akan mengupayakan kalau fasilitas atas pendanaan ibadah haji itu bisa juga dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
Kata dia, sejauh ini update dari komunikasi itu, Kementerian Keuangan Arab Saudi memberikan sinyal adanya kesepakatan.
"Oleh karena itu Bu Sri sudah menyampaikan bagaimana supaya kita bisa memanfaatkan, jangan manfaat daripada uang yang ke sana itu yang memperoleh manfaat hanya Saudi. Bagaimana kalau Indonesia nya. Menkeu di Saudi sudah setuju, karena itu sedang di follow up seperti apa," ujar dia.
Hanya saja, Wapres tidak membeberkan secara detail fasilitas apa saja yang juga harus dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia.
Dia hanya menegaskan soal keperluan transportasi, konsumsi dan properti. Perihal bentuk konkretnya, belum disampaikan secara rinci oleh Wapres.
"Bagaimana untuk propertinya, bagaimana untuk transportasinya, bagaimana untuk konsumsi. Sebab jemaah umrah kita banyak sekali. Kalau hajinya kan cuma 200 ribu, 270 ribu tapi umrahnya itu besar sekali dan uang kita masuk di sana terus. Tiap hari itu ribuan. Tiap hari sekitar 3 ribu," kata dia.
"Tapi yang pasti uang kita banyak masuk ke Saudi melalui umrah dan haji. Saya kira itu, yang saya harapkan itu," tandas Wapres.