Cerita Petugas Haji Indonesia Bantu Jemaah Perempuan Afghanistan yang Lupa Arah Pulang ke Hotel
Kehadiran petugas haji Indonesia di sekitar Masjid Nabawi pun menjadi akrab bagi jamaah tak terkecuali warga asing.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Khalidin Umar Barat dari Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH – Mata wanita tua jemaah haji asal Afghanistan itu tampak berkaca-kaca karena terharu setelah mendapat bantuan dari Tim Media Center Haji (MCH) PPIH Arab Saudi.
Wanita bernama Pari Sultani ini sempat terdampar di pelataran Masjid Nabawi akibat terpisah dengan rombongannya, Rabu (15/5/2024) tengah malam Waktu Arab Saudi (WAS).
Kala itu, Tim 1A Media Center Haji beranggotakan Khalidin Umar Barat Jurnalis Harian Serambi Indonesia, Aris Imam Masyudi wartawan Jawapos, Hikmah Romalina (Pendis Kemenag RI) dan Rena Fitria TV9 sedang melaksanakan tugas di sekitar Masjid Nabawi.
Wara wiri di seputaran hotel dan Masjid Nabawi menjadi aktivitas rutin bagi tim MCH dalam melaksanakan tugas peliputan hingga membantu para jamaah haji Indonesia.
Baca juga: Tata Cara Dzikir dan Doa yang Dibaca saat Pelepasan Jemaah Haji
Dalam beberapa hari terakhir menemui sejumlah jemaah lupa arah pulang ke hotel.
Tim MCH pun langsung cekatan berinisiatif memberi bantuan untuk mengantarkan para jamaah yang lupa jalan ke hotel.
Kehadiran petugas haji Indonesia di sekitar Masjid Nabawi pun menjadi akrab bagi jamaah tak terkecuali warga asing.
Bukan hanya warga Indonesia, jamaah asing juga tidak segan-segan menanyakan petunjuk jalan atau meminta bantuan jika berjumpa dengan petugas haji Indonesia.
Hal inilah yang dialami Petugas Penyelenggara Ibdah Haji Indonesia dari Media Center Haji, Rabu (15/5/2024).
Saat tengah berkeliling di pelataran Masjid Nabawi mereka disetop seorang pria asing.
Dengan bahasa Inggris, pria yang datang ke Masjid Nabawi bersama keluarganya itu menunjuk ke seorang lansia erempuan tua.
Jamaah wanita ini terduduk lesu dengan wajah sedih karena terpisah dengan rombongan.
Wanita tua itu ternyata telah berjam-jam duduk di salah satu sudut pelataran Masjid Nabawi.
Baca juga: Jemaah Haji Indonesia Dilarang Bentangkan Spanduk dan Bendera di Tanah Suci
Ia hanya bisa duduk di pelataran Masjid Nabawi karena kedua kakinya sakit.
Kelompok 1 A tim MCH sempat berupaya untuk berkomunikasi dengan bahasa Inggris termasuk menggunakan aplikasi tapi gagal.
Pasalnya bahasa persia Afghanistan tidak tercakup dalam aplikasi sehingga sulit.
Kendalanya adalah wartawan kesulitan berkomunikasi lantaran perbedaan bahasa.
"Ketika kami datangi kami sulit berkomunikasi dengan lansia tersebut sebab dia tidak bisa berbahasa Inggris. Akhirnya kami cek kartunya dengan Google Lens. Dan ternyata dari Afghanistan," tutur Hikmah, salah satu anggota MCH.
Kendala bahasa membuat tim MCH sulit menolong lansia Afghanistan tersebut.
Setelah cukup lama mencari solusi dan waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 WAS, akhinya tim MCH berkomunikasi dengan tim Sektor Khusus Petugas Haji di Masjid Nabawi dan mendatangi unit Emergeny for Hajj and Umroh yang berada di pintu 222.
"Jadi kami antarkan ke seksi tersebut lantaran jam sudah menunjukkan jam 12 malam," ujarnya.
Namun setelah hampir dua jam berjuang, tim MCH pun menyerahkan ke petugas layanan informasi haji dan umrah di pos samping pintu 333 Masjid Nabawi.
Baca juga: Ini Tanda Petugas Haji Indonesia Siap Bantu Jemaah Haji di Arab Saudi
Matanya berkaca-kaca, rasa bahagia penuh haru tampak menghiasi wajah wanita Afghanistan ini seraya berulangkali menyampaikan rasa terimakasih dengan isyarat tangan.
Butiran bening tampak mengalir di kelopok wanita tersebut usai mendapat bantuan dari Tim Media Center.
Hikmah menuturkan sepanjang menyisir Masjid Nabawi pihaknya juga kerap disetop warga asing yang menanyakan arah menuju raudhah atau tempat lainnya.
"Meski terkendala bahasa mereka tidak segan-segan bertanya," ujarnya.
Tim MCH juga menemukan sebanyak dua jamaah lansia wanita lupa arah pulang di pintu 33 Masjid Nabawi.
Tim MCH pun menuntun kedua jemaah asal Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menuju hotelnya.
Lalu tak berselang lama tim MCH A1 kembali menemukan dua jamaah tersesat hingga terdampar di Karam Golden Hotel.
Tim MCH yang tergabung dalam kelompok 1A pun akhirnya kembali membantu menemukan jamaah asal Banten itu dengan keluarganya.
Kedua nenek jamaah lansia ini tampak gemetar seraya memegang erat tangan tim MCH karena takut setelah kebingungan hingga berputar-putar di sekitar Masjid Nabawi.
Mulutnya tak henti membaca Asma Allah dan Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW seraya berucap syukur karena telah dibantu.
Selanjutnya ada sejumlah jamaah juga terdampar di Karam Golden Hotel karena sudah berputar-putar tidak menemukan lokasi penginapannya. Lagi-lagi tim MCH membantu jamaah terkait.
Bukan hanya jamaah asal Indonesia, tim MCH kelompok 1 A juga mendapati seorang lansia asing yang merupakan jamaah haji asal Afghanistas bernama Pari Sultani.
Jamaah yang lupa jalan pulang ke hotel hingga berputar-putar di seputaran Masjid Nabawi dan sekitarnya mewarnai perjalanan haji saat di Madinah, Arab Saudi.
"Untuk itu para jamaah diingatkan agar senantiasa meminta bantu ke Petugas Haji Indonesia jika lupa jalan arah pulang," kata Syamsuddin Kepala Seksi Media Center Haji (MCH) PPIH Arab Saudi, Daker Madinah, Jumat (17/5/2024).
Syamsuddin pun membeberkan beberapa tanda para petugas haji Indonesia yang siap membantu para jamaah selama di Arab Saudi.
Para petugas haji ini menyebar di seluruh areal Masjid Nabawi dan hotel-hotel lokasi pemondokan para jamaah di Madinah.
Tanda petugas haji Indonesia antara lain mengenakan pakaian putih motif batik serta dilengkapi rompi warna hitam.
Di bagian belakang rompi tertulis dengan huruf besar Petugas Haji Indonesia. Di bagian lengan baju juga terdapat lambang bendera Indonesia.
'Nah, bagi jamaah yang mengalami masalah lupa arah pulang menuju hotel atau tersesat dapat langsung mencari Petugas Haji Indonesia dengan ciri-ciri tersebut," kata Syamsuddin.
Wartawan Serambi Indonesia Khalidin Umar Barat selaku petugas Media Center Haji (MCH) 2024 dari Arab Saudi melaporkan Jumlah jamaah calon haji (JCH) Indonesia yang telah tiba di di Arab Saudi sudah mencapai 49.306 orang dari 127 kelompok terbang (Kloter).
Jumlah tersebut menurut Khalidin berdasarkan data yang dirilis di dashboard www.kemenag.go.id hingga Sabtu (18/5/2024) pukul 08.50 Waktu Arab Saudi (WAS) atau pukul 12.50 Waktu Indonesia Barat (WIB).
Setiba di Madinah Almunawarah, puluhan ribu jamaah Indonesia hilir mudik ke Masjid Nabawi untuk melaksanakan rangkaian ibadah di sana.
Untuk itu para jamaah diingatkan untuk tidak panik manakala lupa jalan arah pulang ke hotel.
Sebab akan banyak petugas berkeliaran di seputaran Masjid Nabawi untuk membantu para jamaah yang tersesat.
Para jamaah diminta tak segan-segan untuk meminta bantuan kepada petugas haji Indonesia. Para Petugas Haji Indonesia mengenakan baju putih bermotif plus rompi hitam.
Di belakang rompi terdapat tulisan Petugas Haji Indonesia diserta lambang bendera merah putih di lengan baju sebelah kanan dan depan.
Bagi warga yang memiliki orang tua atau sanak keluarga sedang melaksanakan ibadah haji di tanah suci agar tetap mengingatkan terkait informasi ini.
Kecuali itu ada juga petugas dari Sektor Khusus (Seksus) Nabawi. Tim khusus yang ditempatkan di sektor Masjid Nabawi dekat pintu 315-316 sebelah Museum Assalam.
Mereka yang bertugas melakukan perlindungan kepada jamaah.
Seksus kolaborasi bimbingan ibadah atau bimbingan ibadah haji, linjam (perlindungan jamaah) dan anggota tepung (tenaga pendukung) ditambah pelayanan (lansia).
Kepala Sektor Khusus (Seksus) Nabawi, Surnadi menjelaskan bahwa seksus melakukan penjagaan di pos-pos yang ditempatkan di sudut-sudut gerbang masjid.
Jamaah tersesat atau kesasar atau terpisah rombongan, akan diantarkan sampai ke hotel.
"Seksus perlindungan jamaah terdiri beberapa instansi baik dari pihak kepolisian dan TNI. Dalam penugasan Madinah ini, kita selalu berkolaborasi dan berkoordinasi dengan sektor- yang ada. Baik sektor 1 sampai dengan sektor 5," ungkap Sunardi kepada tim media center haji.
Untuk sistem penjagaan di Masjidil haram ini, menggunakan dua shif. Setiap shif itu ada kurang lebih 14 sampai 15 orang dengan jam kerja 8 jam sampai 12 jam.
Beberapa jamaah terutama berusia lanjut atau lansia kerap mengalami masalah lupa jalan arah pulang ke hotel hingga berputar-putar di areal masjid bahkan tak sedikit di seputaran hotel di Madinah. (khalidin umar barat)