Kisah Haru Nenek Sajeriah, Jemaah Tunanetra asal Sumsel Bisa Berhaji usai 14 Tahun Menanti
Kepada tim Media Center Haji (MCH), Nenek Sajeriah juga mengaku tak khawatir melakukan perjalanan haji. Bahkan, jika saat menjalankan ibadah dia ditak
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Khalidin Umar Barat I Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH – Ada kisah haru dari 30.890 jemaah haji Indonesia yang telah tiba di Kota Madinah sebelum bisa menginjakkan kaki di tanah suci.
Hal itu dialami Nenek Sajeriah, wanita berusia 65 tahun ini tampak bahagia setelah dia tiba di tanah suci.
Nenek Sajeriah adalah jamaah calon haji tunanetra asal Pare-pare, Sulawesi Selatan yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 3 UPG dan tiba di Madinah, Rabu (15/5/2024).
Meski dia sebagai penyandang disabilitas netra, namun atas panggilan Allah SWT kini dapat mewujudkan mimpi untuk berkunjung ke Tanah Suci dalam rangka menunaikan ibadah haji.
Perjuangan untuk mewujudkan mimpi pergi haji bukanlah mudah bagi sang Sajeriah karena harus menunggu 14 tahun antrean.
Baca juga: Kisah Sayudi Prastopo Berhasil ke Arab Saudi usai Lintasi 7 Negara, Tapi Tak Bisa Ibadah Haji
Keterbatasan fisik yang dialami Sajeriah tak menyurutkan langkahnya untuk menuju berkunjung ke tanah suci dalam rangka memenuhi undangan Allah dan Nabi Muhammad.
Sajeriah pun tampak mandiri di tengah keterbatasannya. Itu terlihat dari semangat Nek Sajeriah yang menyiapkan sendiri perlengkapan hajinya, mulai dari mencuci, melipatnya, dan menyusunnya di dalam koper.
Kepada tim Media Center Haji (MCH), Nenek Sajeriah juga mengaku tak khawatir melakukan perjalanan haji. Bahkan, jika saat menjalankan ibadah dia ditakdirkan meninggal pun Sajeriah mengaku ikhlas.
“Saya tidak takut, kalaupun saya meninggal tidak apa-apa,” ucapnya, Rabu (15/5/2024) kepada anggota Media Center Haji (MCH) 2024, Khairina.
Baca juga: Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Arab Saudi Sebelum 29 Zulkaidah Atau 6 Juni 2024
Keikhlasan Sajeriah bahkan membuat orang-orang di sekitarnya menitikkan air mata. Hasmia (53), keponakan yang mendampingi Sajeriah menunaikan ibadah haji tak kuasa menahan tangisnya.
Sejak kecil, Hasmia mengaku dekat dengan sang bibi. Sajeriah begitu mandiri. Dia biasa mengurus keponakan-keponakannya, memasak nasi, mencuci, dan mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga.
Hasmia pun menyataan jika dia tak merasa Sajeriah bibinya memiliki keterbatasan karena dia begitu terampil.
“Dia bisa masak, mencuci, dan segalanya dia lakukan sendiri,” ucap Hasmia.
Di mata Hafidah Jufri, ners atau perawat yang memeriksa kesehatan Sajeriah dan mendampinginya, Sajeriah memiliki semangat yang luar biasa. Perempuan itu penuh semangat.
Kondisi kesehatannya sangat baik karena hasil tes kesehatan, baik darah, urine, dan lain-lain masih di bawah ambang batas.
“Semangatnya luar biasa, saya salut,” ujarnya.
Wartawan Serambi Indonesia Khalidin Umar Barat selaku petugas Media Center Haji (MCH) 2024 dari Arab Saudi melaporkan hingga Kamis (16/5/2024) pukul 10.00 WIB, tercatat 79 kloter dengan 30.890 jamaah telah tiba di tanah suci, Madinah Almunawarah.
M Hasyim Usman, Ketua Kloter 3 UPG juga salut akan semangat Sajeriah yang berkeyakinan besar untuk berangkat meski memiliki keterbatasan.
“Awalnya pendampingan dia tidak masuk. Awalnya yang diusulkan untuk mendampingi adalah keponakannya yang serumah tetapi tidak bisa,” ucap Hasyim.
Baca juga: Polisi Gadungan Bernama Lukman Punya 2 Istri, Raup Rp3 Juta Hasil Memalak Pedagang
Begitu Sajeriah dinyatakan berangkat, Hasyim pun memberikan semangat. Salah satunya, dia membagi anggota rombongan dengan komposisi beragam, mulai dari tua muda, dan lansia.
Juga dibagi ada anggota yang sehat dan yang memiliki masalah kesehatan.
“Walaupun ada yang tidak setuju diberikan pemahaman, kita berangkat ini sama, satu saudara masa kami tidak mampu,” ujarnya lagi.
Salah satu yang paling diingat Hasyim dari sosok Sajeriah adalah saat wanita itu harus berulang kali kembali ke kantor Kementerian Agama mengurus berbagai persyaratan administrasi.
“Dia datang langsung ke kantor walau sebenarnya bisa saja diwakilkan yang lain,” kisah Hasyim.
Sementara itu, Sajeriah yang mengalami kebutaan sejak usia tujuh tahun ini mengaku diberangkatkan adiknya. Sajeriah diakui sudah berumrah tujuh tahun lalu dan kini ia berhaji.
Dia sempat merasa khawatir akan merepotkan banyak orang, namun dia akhirnya mantap berangkat. Sajeriah hanya menggantungkan hidupnya pada Allah SWT.
“Ada Allah SWT yang membantu. Apalagi mereka yang bisa melihat. Ayo naik haji,” pungkasnya. (khalidin umar barat)