Menilik Masjid Abu Bakar, Ikon Klasik Bersejarah di MadinahTempat Nabi Muhammad SAW Salat Idulfitri
Selain Nabawi, satu di antara masjid tua dan bersejarah yang menjadi ikon umat Islam di Madinah adalah Masjid Abu Bakar.
Editor: Theresia Felisiani
Kemudian pintu di sebelah utara masjid ini mengarah ke halaman Masjid Al Ghamamah
Masjid ini pun selalu ramai dikunjungi umat muslim, terlebih saat musim haji sebagaimana saat wartawan Serambi Indonesia/Tribunnews yang sedang bertugas sebagai Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi berkunjung ke Masjid Abu Bakar.
Di dalam masjid, kita bisa melihat cekungan yang berfungsi sebagai mihrab. Mihrab Masjid Abu Bakar Shiddiq tingginya sekitar dua meter.
Masjid ini terpaut dekat dengan Masjid Ghamamah dan Masjid Ali bin Abi Thalib.
Posisinya hanya terpaut sekitar 40 meter dari Masjid Ghamamah atau sekitar 335 meter dari Masjid Nabawi.
Sesuai dengan namanya, masjid tersebut dahulunya merupakan rumah kediaman Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW.
Mengutip sejumlah referensi disebutkan Masjid Abu Bakar merupakan salah satu tempat dimana Nabi dan para keluarganya pernah salat Idul Fitri di sana.
Konon, sebelum dibangun masjid, tempat tersebut merupakan rumah sahabat Abu Bakar As-Shiddiq, Khalifah pertama pascaRasulullah wafat.
Dikabarkan jika masjid ini dulunya adalah mushalla di dekat rumah Abu Bakar.
Abu Bakar biasa menggunakan ruang shalat ini untuk bermunajat, berdzikir, dan melaksanakan sholat sunnah.
Baca juga: Tunaikan Umrah Wajib, 3.425 Jamaah Haji Diberangkatkan dari Madinah ke Makkah
Ada juga yang mengisahkan bahwa dahulu, Masjid Abu Bakar Shiddiq pernah digunakan Rasulullah dan Abu Bakar untuk Shalat Id.
Karena itu, masjid ini juga merupakan salah satu masjid dengan nilai sejarah yang sangat tinggi.
Sejak setelah hijrah ke Madinah, Khalifah Abu Bakar menempati rumah yang sekarang menjadi Masjid Abu Bakar ini.
Dalam sejarahnya, masjid ini dibangun Khalifah Umar Bin Abdul Aziz sekitar tahun ke 50 H. Selanjutnya dalam bentuknya sekarang dibangun Sultan Mahmud Khan al-Utsmani (Sultan Mahmud II, wafat tahun 1255H/1839M) dan direnovasi Raja Fahd tahun 1411H tanpa mengubah bentuk aslinya.