Jemaah Haji Tak Perlu Bawa Alat Masak Selama di Arafah, Sudah Disiapkan Paket Konsumsi Lengkap
Jemaah haji diimbau tidak membawa peralatan masak selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina karena saat puncak haji akan mendapatkan konsumsi penuh.
Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Anita K Wardhani dari Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Jemaah haji diimbau tidak membawa peralatan masak selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) karena saat puncak haji akan mendapatkan konsumsi penuh.
Pemberian konsumsi ini sebuah terobosan dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI pada pelaksanaan ibadah haji tahun ini.
Kepala Seksi Konsumsi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Saudi Daker Makkah, Beny Hermawan mengingatkan jemaah agar tak membawa alat masak.
"Jemaah tidak perlu membawa beras, magicom, atau katel air untuk memasak sendiri," kata Beny Hermawan, Selasa (11/6/2024).
Kemenag telah menetapkan skema pembagian konsumsi jemaah selama ibadah Armuzna.
”Total, seluruh jemaah mendapatkan 15 kali jatah konsumsi,” katanya.
Dia menjelaskan, 15 kali jatah konsumsi itu meliputi enam kali makanan siap saji serta Sembilan makanan fresh.
Baca juga: 235 Jemaah Haji Khusus Asal Makassar Sudah Terima Kartu Nusuk Untuk Wukuf
Semua paket itu dibagikan pada H-1 pelaksanaan wukuf di Arafah yaitu pada 8 Dzulhijjah/14 Juni hingga 13 Dzulhijjah.
Di luar itu, kata Beny, jemaah masih mendapat tambahan snack (makanan ringan) serta konsumsi pelengkap lainnya.
Seluruh menu disiapkan penyedia yang telah ditunjuk.
Penyediaan konsumsi bagi jemaah selama ibadah Armuzna sudah disiapkan dengan menyesuaikan kondisi sulitnya pendistribusian makanan kepada jemaah akibat padatnya lalulintas orang maupun kendaraan di Arafah, Mina, maupun Muzdalifah.
Baca juga: SUB 106 Tutup Fase Kedatangan Jemaah Haji Indonesia di Tanah Suci
Benny mengatakan paket konsumsi itu sudah terkirim bersamaan dengan masuknya jemaah di Armuzna.
Untuk enam kali makan, jemaah mendapat jatah makanan siap saji.
”Jemaah hanya mendapatkan lauknya saja. Nanti ada petugas yang menyiapkan nasi dibuat secara fresh di dapur. Baik di Arafah maupun Mina,” katanya.
Lebih lanjut Benny menerangkan setiap maktab telah disediakan dapur untuk mengolah makanan-makanan siap saji yang sudah dikirim terlebih dulu.
”Sehingga cukup praktis,” ujarnya.
Di luar itu, PPIH melalui pihak masyariq (penyedia paket haji yang ditetapkan otoritas Arab Saudi) juga menyediakan snack tambahan.
Seperti saat jemaah hendak bergerak dari Arafah ke Mina pada tgl 9 dzulhijjah, semua mendapat paket snack.
Jemaah juga masih mendapat paket konsumsi pelengkap berupa bahan minuman seperti kopi, kremer, gelas-sendok, dan lainnya yang ditempatkan dalam paket.
Tak hanya jatah konsumsi, PPIH juga sudah menyiapkan jatah batu kerikil untuk lempar jumrah bagi seluruh jemaah.
Sedangkan, terkait kualitas makanan itu, Beny memastikan seluruhnya sangat layak untuk para jemaah, termasuk para lansia.
”Semua semua bahannya ramah lansia. Seperti nasinya yang lunak sehingga mudah dicerna. Juga bahan lainnya,” ujarnya.
Selain itu, soal cita rasa, Beny menyebut semua menu konsumsi Armuzna sudah disesuaikan dengan lidah jamaah tanah air.
”Menu-menunya juga khas Indonesia. Mulai dari rendang, gulai, dan lainnya,” imbuhnya.
Selama ini, Kemenag RI memang tidak menyediakan konsumsi bagi para jamaah selama prosesi ibadah Armuzna secara penuh.
Hal ini tak lepas dari sulitnya pendistribusian konsumsi mengingat padatnya kawasan itu selama hari tasyrik.