Pemerintahan Prabowo Diharapkan Mampu Melobi Arab Saudi untuk Tambahan Kuota 20.000 Jemaah
Mustolih Siradj berharap, Prabowo-Gibran harus mampu mendapatkan tambahan kuota dua kali lipat dibandingkan Jokowi.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komnas Haji dan Umrah, Mustolih Siradj berharap Pemerintahan Prabowo-Gibran mampu melobi Pemerintah Arab Saudi terkait penambahan kuota haji.
Mustolih mengungkapkan dalam dua tahun terakhir, Presiden Joko Widodo mampu mendapatkan tambahan kuota hingga 20.000 dari Pemerintah Arab Saudi.
Baca juga: Hadiri Muktamar Perhajian di Arab Saudi, Menag: Prinsipnya Ibadah Haji Itu Mudah
"Saya kira, makanya ini tantangan untuk Presiden Prabowo yang akan dilantik beberapa bulan lagi dan mas Gibran, tantangannya adalah kalau Pak Jokowi bisa berhasil melobi 10.000 tahun lalu tambahan kuota, sekarang 20.000," ujar Mustolih dalam webinar FMB9, Senin (10/6/2024).
Menurut Mustolih, Prabowo-Gibran harus mampu mendapatkan tambahan kuota dua kali lipat dibandingkan Jokowi.
Langkah ini dilakukan untuk memperpendek masa tunggu Jemaah haji Indonesia.
"Saya kira presiden yang akan datang Pak Prabowo dan Mas Gibran segera barangkali bisa punya motivasi harus dua kali lipat minimal dari Pak Jokowi," ucap Mustolih.
Dia mengungkapkan saat ini antrean haji Jemaah Indonesia paling lama mencapai 48 tahun.
Baca juga: Area di Muzdalifah Terbatas, Skema Murur Pertimbangkan Keamanan Jemaah Haji
Meski begitu, Mustolih mengatakan antrean jemaah haji Indonesia lebih cepat dibandingkan negara tetangga, Malaysia.
"Memang kuota menjadi persoalan. Kita masih beruntung antrean ini rerata 18 tahun sampai 48 tahun. Dibandingkan Malaysia 98 tahun antreannya," pungkasnya.