Jemaah Haji Tak Sabar Berangkat ke Arafah Untuk Wukuf, Haru dan Gembira Bercampur Jadi Satu
Elya Kasmita tak mampu menahan haru saat menanti bus pengangkut menuju Arafah untuk menjalankan wukuf, Jumat (14/6/2024) pagi Waktu Arab Saudi (WAS).
Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Elya Kasmita tak mampu menahan haru saat menanti bus pengangkut menuju Arafah untuk menjalankan wukuf, Jumat (14/6/2024) pagi Waktu Arab Saudi (WAS).
Elya Kasmita bersama 400 jemaah asal Jambi yang tergabung dalam kloter BTH 22 akan berkumpul bersama jutaan umat muslim dari berbagai penjuru dunia menuju Arafah untuk melakukan rangkaian puncak ibadah haji.
Secara serentak, 213.275 jemaah haji Indonesia mulai diangkut menuju Arafah mulai 14 Juni 2024.
Ada rasa tak sabar, gembira, juga haru campur aduk di pikiran Elya.
Penantiannya selama 12 tahun ke Tanah Suci hingga akhirnya bisa wukuf di Arafah yang sebentar lagi akan dilakoninya membuatnya terus bersyukur.
"Ya bersyukur, jadi ada rasa senang, rasa sedih juga, karena kita semakin dekat dengan waktu wukuf di Arafah, berkumpul lebih dekat kepada Allah," katanya lirih saat berbincang dengan Tribunnews.com.
Baca juga: Daftar Tanggal Penting Penyelenggaraan Puncak Ibadah Haji 1445 H/2024 M
Jemaah haji asal Jambi ini sudah menyiapkan lantunan doa yang akan dipanjatkannya saat wukuf nanti.
"Ya kami minta kebaikan dunia akhirat, selalu ingat pada Allah ditingkatkan keimanan, kesabaran," katanya.
Dapat 15 Kali Makan Selama di Armuzna
Pantauan Tribunnews.com, jemaah terlihat tak banyak membawa barang bawaan saat berangkat ke Arafah.
Mereka membawa perlengkapan pribadi secukupnya, hanya perlengkapan mandi, alat ibadah seperti sejadah juga makanan ringan.
"Kami tak bawa makanan banyak, cuma bawa alat mandi, sajadah, makanan kering saja kaya roti, biskut, tak perlu bawa beras. Kan dapat makan di Arafah, alahmdulillah," kata Sauni jemaah lainnya,
"Sudah sarapan enak sarapannya juga," katanya.
Baca juga: Hadiri Muktamar Perhajian di Arab Saudi, Menag: Prinsipnya Ibadah Haji Itu Mudah
Diketahui, konsumsi jadi fasilitas yang diberikan pada jemaah haji Indonesia sejak 8 Dzulhijjah 1445 H/14 Juni 2024 15 kali makan,
"Selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, seluruh jemaah haji Indonesia akan mendapat paket 15 kali makan dan satu kali snack berat. Snack berat itu akan dibagikan di Arafah untuk dikonsumsi di Muzdalifah," tandas Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid di Makkah, Jumat (14/6/2024).
Jemaah akan mendapatkan makan siang dan malam di Arafah pada 8 Dzulhijjah.
Pada malam harinya, jemaah juga akan mendapatkan snack berat di Arafah untuk bergeser ke Muzdalifah.
Bersamaan dengan itu, lalu petugas haji juga akan membagikan krikil untuk melempar jumrah.
Selanjutnya pada 10-12 Dzulhijjah 1445 H atau 16-18 Juni 2024, jamaah akan mendapatkan konsumsi penuh pada pagi, siang, dan malam.
Sementara, pada 13 Dzulhijjah 1445 H atau 19 Juni 2024, pihak Masyariq hanya akan menyediakan makan pagi.
Sedangkan siang harinya akan mendapatkan makanan siap saji dari penyedia katering di hotel. Pada malam harinya pada pukul 19.00-19.00 WAS, penyedia katering akan kembali mendapatkan makanan biasa.
Pada 14-15 Dzulhijjah 1445 H atau 20-21 Juni 2024, penyedia katering di hotel akan kembali memberikan layanan makan pagi (05.00-08.00 WAS), siang (12.00-14.00 WAS), dan malam (17.00-19.00 WAS).
Sebelumnya, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker (Daerah Kerja) Makkah menyampaikan beberapa hal yang harus disiapkan jemaah.
Jemaah membawa perlengkapan secukupnya, mulai dari perlengkapan pribadi hingga obat-obatan yang dibutuhkan.
“Hal yang perlu dipersiapkan pertama adalah membawa alat mandi. Kemudian, membawa masker, payung. Perlengkapan pakaian secukupnya untuk tiga atau empat hari. Kemudian juga membawa obat-obatan secukupnya, terutama mereka yang sejak di tanah air sudah membawa obat. Makanan juga secukupnya untuk persediaan selama tiga atau empat hari,” ucap Kepala Daker Mekkah, Khalilurrahman.
Khalilurrahman juga mengimbau kepada jemaah agar tidak membawa barang berlebihan, misalnya koper.
Hal itu dapat merepotkan dan dikhawatirkan justru malah mengganggu ibadah nantinya.
Khusus bagi jemaah yang mengambil nafar tsani masih diperbolehkan, asalkan tidak berlebihan.
“Bagi jemaah yang akan mengambil nafar awal agak mengurangi beban, ya. Jangan bawa barang seperti koper, nanti merepotkan membawanya. Tapi bagi mereka yang akan bernafar tsani, ya memang sejak diangkut dari Arafah kemudian juga nanti pulangnya diangkut dengan bus antarkota yang disediakan oleh pihak masyariq, ya mereka bisa saja membawa koper. Tapi saran saya jangan terlalu banyak, katanya. (Tribunnews.com/ MCH 2024/ Anita k Wardhani)