Mercy S 400 L Exclusive Versi Lokal Untungkan Konsumen dan Negara
S 400 L Exclusive yang tampil kali ini merupakan hasil rakitan pabrik lokal di Wanaherang, Bogor.
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 yang berlangsung di JIEXPO Kemayoran, 18-28 September 2014, Mercedes-Benz menampilkan 13 mobil unggulannya. Lima di antaranya merupakan model teranyar yang diluncurkan pada pembukaan IIMS 2014. Namun satu yang cukup menjadi primadona di antara lima itu yaitu S 400 L Exclusive.
Meski terbilang bukan model terbaru karena sudah diluncurkan Juni 2014 silam, namun S 400 L Exclusive yang tampil kali ini merupakan hasil rakitan pabrik lokal di Wanaherang, Bogor.
Stephan Moebius, Sales and Marketing Director for Passenger Car Mercedes-Benz Indonesia, mengatakan hadirnya S 400 L Exclusive versi rakitan lokal ini membuktikan komitmen Mercedes-Benz untuk terus mendukung dan memajukan industri otomotif premium di Indonesia.
"Ada dua pihak yang diuntungkan dalam hal ini yaitu konsumen dan negara," kata Stephan di area pameran Mercedes Benz di Hall B, Jumat (19/9/2014).
Dengan hadirnya versi rakitan lokal, konsumen dapat memiliki S 400 L Exclusive dalam harga yang lebih terjangkau karena pajak yang pemerintah kenakan lebih rendah.
Bila S 400 L Exclusive versi CBU (Completely Built Up) dibanderol seharga Rp 2,3 miliar, versi CKD (Completely Knock Down) atau versi rakitan lokal, hadir dengan harga off the road sekitar Rp 2 miliar.
Ia menambahkan secara spesifikasi tidak ada perbedaan yang signifikan antara S 400 L Exclusive versi CBU dan CKD. "Dirakitnya memang di Indonesia, namun seluruh komponen berasal dari berbagai negara," terang Stephan.
Ia pun berharap kehadiran S 400 L Exclusive versi CKD dapat mendorong volume penjualan Mercedes-Benz di Tanah Air.
Ia mengklaim saat ini Mercedes-Benz memiliki share market sebesar 0,5 persen namun masih memimpin pangsa pasar untuk kendaraan kelas premium.
Sementara bagi negara, keuntungan yang ditawarkan adalah ketersediaan lapangan kerja untuk pekerja lokal dan peningkatan kapasitasnya.
Dalam proses perakitan seri ini, Mercedes-Benz menggandeng teknisi lokal andal yang telah mendapat pelatihan khusus oleh para ahli dari Jerman. Total, terdapat 400 karyawan lokal yang bekerja di pabrik perakitan Mercedes-Benz di Wanaherang.
Ia menambahkan ini juga sebagai bukti keoptimisan Mercedes-Benz bahwa Indonesia memiliki iklim investasi yang kondusif dan sangat sejalan dengan pertumbuhan bisnis Mercedes-Benz.
Ditanya target penjualan, Stephan berdalih sambil tersenyum, "Bagian dari kebijakan kami untuk tidak memprediksikan apa yang akan terjadi di masa depan."
Ini bukan kali pertamanya Mercedes-Benz mengeluarkan model yang dirakit di Indonesia. Bahkan sejak 1970, pabrikan mobil asal Jerman ini telah mengeluarkan mobil CKD untuk kelas mobil niaga dan beberapa mobil penumpang.
Barulah pada 2012, sedan kelas premium versi CKD dikenalkan, di antaranya segmen C, E, S dan M, kemudian diikuti GL-Class pada 2013.
"Ke depan kami berencana meluncurkan produk flagship Mercedes-Benz S 500 versi CKD. Tentu ini sebuah langkah yang besar," kata Stephan.