Scania Aerobus, Mewahnya Bus Apron Bandara
United Tractors Tbk dan Karoseri Laksana, memperkenalkan bus apron yang lebih modern, lebih nyaman, dan memiliki daya angkut lebih banyak
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Ade Mayasanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahukah Anda bahwa sebagian bus apron yang saat ini banyak beroperasi di sejumlah bandara di Indonesia seperti di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten, dan di Bandara Internasional Juanda di Surabaya aslinya adalah bus-bus reguler biasa yang menggunakan sasis tangga (ladder frame) layaknya bus antarkota seperti yang kita kenal selama ini.
Bus-bus tersebut sebagian sudah berusia tua (10 tahun bahkan lebih) yang dimodifikasi sedemikian rupa oleh industri karoseri menjadi bus bandara berlantai rendah. Bus-bus semacam itu sebenarnya belum memberikan kenyamanan maksimal kepada penumpang pengguna bandara lantaran awalnya memang bukan bus yang dirancang 100 persen untuk bus apron.
Menjawab fakta tersebut, United Tractors Tbk dan Karoseri Laksana, memperkenalkan bus apron yang lebih modern, lebih nyaman, dan memiliki daya angkut lebih banyak untuk dioperasikan di bandara-bandara di Indonesia.
Bus apron yang diberi nama Aerobus ini untuk pertama kalinya diperkenalkan kedua perusahaan di ajang pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 yang berlangsung di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Senin (22/9). United Tractors adalah agen tunggal pemegang merk bus dan truk Scania di Indonesia.
Bus ini sejak awal dirancang sebagai bus apron. Karenanya, lantainya dibuat sedemikian rendah, sehingga memudahkan penumpang yang akan diantar menuju pesawat atau sebaliknya, dijemput saat turun dari pesawat menuju terminal kedatangan, tak perlu repot mengangkat kaki tinggi-tinggi untuk masuk ke kabin bus.
Bus yang ditenagai mesin Scania K250 berkapasitas 250 HP (184 Kw) ini mampu mengangkut 90 penumpang dalam sekali jalan. Masing-masing 23 penumpang di kursi dan 67 penumpang berdiri.
Harijadi Mawardi, General Manager Truk Operation Division UT mengatakan, penumpang bus juga dimanjakan oleh suspensi bus pada keempat titik rodanya yang sudah menggunakan suspensi udara (air suspension) yang bisa diatur ketinggian lantainya melalui fitur Fast Boarding yang dikendalikan oleh Electronic Levelling Control. "Dengan fitur ini ketinggian lantai bus bisa diatur untuk mempermudah akses masuk-keluar penumpang saat akan naik atau turun dari bus," beber Harijadi.
Penumpang dan pengemudi juga makin dimanjakan oleh transmisinya yang sudah otomatis ZF Ecolife 6-percepatan. Perpindakan gigi (gear) pun menjadi lembut, tak terasa hentakannya. "Scania Aerobus merupakan bus completely knocked down (CKD) jenis low entry pertama yang diproduksi di Indonesia. Keunggulan bus ini antara lain, biayai pengoperasiannya yang ekonomis, kapasitas angkut penumpang yang banyak dan diklaim sebagai yang terbesar di kelasnya, serta kenyamanan dan keamanan yang sudah berstandar internasional.
Mesin K250 yang menjadi dapur pacunya, diklaim Harijadi sangat efisien dalam konsumsi bahan bakar. "Sistem pembakarannya dikendalikan melalui engine management system, sehingga menghasilkan pembakaran yang sempurna dengan keluaran tenaga yang maksimal pada putaran (rpm) rendah," ujarnya.
Untuk standar emisi gas buangnya, bus ini sudah memenuhi standar Euro III. Fitur keamanan lainnya adalah Electronic Brake System (EBS), dan Anti-lock Braking System (ABS), brake retarder, bus stop brake, dan fitur hill hold yang membuat bus tidak mengalami rollback saat berhenti di tanjakan.
Lantainya yang rendah membuat Scania Aerobus tak hanya cocok untuk bus apron bandara, tapi juga untuk bus kota. "Kami sedang tawarkan bus ini kepada Pemerintah Kota Surabaya untuk peremajaan armada bus kota," kata Harijadi.
Untuk penggarapan bodinya, UT bekerja sama dengan karoseri Laksana di Ungaran, Jawa Tengah. Iwan Arman, Direktur Karoseri Laksana mengatakan, dinding bodi bus ini menggunakan material aluminium sehingga bebas dari korosi. Untuk kerangka bodinya menggunakan baja galvanized dan lantainya dilapisi kayu multilapis.
UT memberikan garansi layanan purna jual bus ini berupa jaminan kepastian pengiriman suku cadang, mekanik dan lama waktu perbaikan. "Bus ini kami pasarkan seharga Rp 2,1 miliar off the road," ujar Harijadi. (choirul arifin)