Pakai Teknologi GDI, KIA Naik Kelas Hadapi Mesin Mobil Eropa
Teknologi GDI (Gasoline Direct Injection) merupakan teknologi mesin dimana sistem pembakarannya langsung dikabutkan melalui injector
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teknologi GDI (Gasoline Direct Injection) merupakan teknologi mesin dimana sistem pembakarannya langsung dikabutkan melalui injector ke dalam ruang bakar. Kualitas dan teknologi Kia tidak kalah dengan produk Jepang lainnya. Malah saat ini sudah setara dengan produk Eropa.
"Kia berani memberikan warranty sampai dengan 5 tahun," ujar GM Product Development KIA Motor Indonesia Arifin Perbowo di Booth KIA, Hall A, Jiexpo Kemayoran, Kamis (24/9/2014).
Biasanya teknologi D-CVVT hanya dapatkan di Indonesia pada mobil-mobil mewah yang lazimnya dikenal sebagai dual vanos sistem. Namun pada Kia, teknologi D-CVVT telah dipakai dari tipe entry level seperti Kia Morning, Kia Picanto sampai dengan tipe kendaraan premium seperti Carens, Sportage, Sorento dan Optima.
Keuntungan dalam menggunakan teknologi D-CVVT ini adalah responsif di setiap putaran mesin, efisiensi dalam pengunaan bahan bakar dan low emission.
Pada kendaraan diesel Kia, Kia telah menggunakan teknologi CRD-i (Common Rail Direct Injection) generasi ke-3 dimana performa mesin yang baik, suara dan getaran mesin kendaraan lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya, hemat bahan bakar dan rendah emisi. Pada umumnya, kendaraan diesel di Indonesia menggunakan teknologi CRD-i generasi ke-1 dan ke-2.
Teknologi CRD-i generasi ke-3 ini telah dipakai pada kendaraan Kia Sorento CRD-i yang saat ini mempunyai mesin diesel tenaga terbesar di kelasnya, yakni hanya dengan 2200 cc mampu menghasilkan tenaga maksimum 197 ps pada 6000 rpm dan torsi maksimum 44,5 pada 1.800-2500 rpm
"Kia sangat mengutamakan kendaraan-kendaraannya untuk dapat memberikan performa yang baik, efisien dalam penggunaan bahan bakar dan low emission," ungkap Arifin.
Namun Arifin menyayangkan teknologi GDI ini belum secara resmi dipakai di Indonesia karena bahan bakar di Indonesia belum memenuhi kebutuhan mesin GDI ini.