Jamaah Jangan Paksakan Waktu Afdhal Melempar Jumrah
Jamaah diminta tak memaksakan mengambil waktu-waktu utama atau afdhaliyah saat melempar jumrah di Mina.
Editor: Anita K Wardhani
Kepala Satuan Operasi Arafah, Mina dan Muzdalifah (Armina) Chambali meminta jamaah untuk menjaga fisiknya dengan baik. Pemaksaan ibadah selama Armina dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap keselamatan jiwa jamaah.
"Yang menjadi salah satu kewaspadaan kita memang soal pengambilan waktu afdhaliyah tersebut," ujar Chambali usai rapat bersama anggota Komisi VIII DPR di Kantor Konjen RI di Jeddah, kemarin.
Waktu utama melempar jumrah pada tanggal 10 Zulhijjah adalah pagi hari hari. Jamaah bisa menyiasati dengan melempar pada waktu ikhtiar yakni siang hari sampai terbenam matahari (ghurub) atau waktu jawaz, yakni setelah tengah malam tanggal 10 Zulhijjah. Sementara waktu utama pada tanggal 11, 12 dan 13 adalah siang hari sampai sore hari (bada zawal).
Dengan pengaturan waktu yang baik, jamaah akan leluasa dalam beribadah dan lebih khusyuk. Ibadah di Armina, menurut Chambali, membutuhkan energi ekstra sebab lokasi itu menjadi pusat ibadah seluruh jamaah di penjuru dunia. Tahun ini, jamaah haji diperkirakan mencapai 2 juta orang. Untuk mengatur waktu di jamarat ini, pihaknya telah menyiapkan pengawas di tiap maktab.
"Selain mempertimbangkan kesesakan jamaah, kami sudah membuat jadwal per maktab. Nantinya pengawas di maktab inilah yang memantau kapan rombongan harus ke jamarat," jelas dia.
Untuk memperlancar proses ibadah di Armina, Wakil Ketua Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dr Chaerul Radjab Nasution berharap jamaah bisa mengatur dengan baik fisiknya. Saat ini, jamaah juga diminta lebih baik memperbanyak istirahatnya agar saat wukuf yang tinggal sepekan lagi bisa dijalankan dengan maksimal.
Jika jamaah tetap ingin beribadah seperti salat di Masjidilharam, dirinya juga mengimbau agar memilih waktu sore atau malam hari. Saat sore atau malam, jamaah tak lagi dikhawatirkan kepanasan atau dihidarasi. Namun demikian, suhu dingin akhir-akhir ini di Tanah Suci juga perlu diwaspadai karena meski dingin namun kelembapan udara rendah. Pada kondisi terdingin, suhu di Mekkah bisa mencapai 21 derajat celcius. Bahkan pada pekan-pekan mendatang, suhu diperkirkan masih akan menurun lagi.
Wakil Ketua PPIH Arab Saudi Subhan Chalid juga meminta jamaah mengatur dengan baik waktu untuk ke jamarat. Khusus untuk jamaah Indonesia, sebagian besar melempar jumrah akan dilakukan pagi hari selama hari tasyrik. "Kami sudah membuat jam-jamnya tinggal disampaikan ke petugas maktab."(MCH)