Keluarga Pelaku Peledakan Bom Maraton Boston Minta Maaf
Keluarga terduga pelaku bom Maraton Boston, mengaku sedih d banyaknya orang yang menjadi korban
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, BOSTON - Keluarga terduga pelaku bom Maraton Boston, mengaku sedih dan hancur melihat banyaknya orang yang menjadi korban dalam ledakan bom kembar tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang dilansir oleh kuasa hukumnya, Ailina dan Bella Tsarnaev, mengatakan pihak keluarga tidak mengerti mengapa insiden itu terjadi, dan berharap mengetahuinya dari proses penyidikan yang dilakukan aparat penegak hukum Amerika Serikat (AS).
"Sebagai keluarga, kami benar-benar hancur atas rasa kehilangan dan kesedihan yang disebabkan oleh ledakan ini. Kami tidak memiliki jawaban, tetapi kami berharap penyelidikan menyeluruh dalam kasus ini," ujar mereka, seperti dikutip Tribunnews.com, dari CNN, Rabu (24/4/2013).
Sementara istri dari Tamerlan Tsarnaev, Katherine Russell, mengatakan dirinya akan melakukan terbaik untuk membantu proses penyelidikan yang tengah berlangsung.
"Laporan keterlibatan suami dan saudara iparnya sangat mengejutkan tidak hanya bagi dirinya juga keluarganya," seperti dikutip dari pernyataan pengacara Katherine.
Sementara ibu tersangka, Zubeidat Tsarnaev, masih meyakini bahwa anak-anaknya telah dijebak.
Berbicara dari rumahnya di Dagestan, Rusia, Zubeidat mengatakan, anaknya yang lebih tua dituduh menjadi pelaku karena dia seorang Muslim, sementara anaknya yang termuda, telah dibungkam dan dihalang-halangi untukmembela diri.
Dalam kesempatan yang sama, dia mengatakan bahwa pihak keluarga berencana memakamkan Tamerlan di sebuah masjid di Cambridge, Massachusetts, pada hari Selasa atau Rabu waktu setempat.
Namun seorang tokoh masyarakat Islam Boston mengatakan pihaknya belum menerima permintaan pemakaman dari pihak keluarga Tsarnaev.