MIliter Mesir Larang Presiden Morsi ke Luar Negeri
Angkatan bersenjata Mesir, Rabu (3/7/2013), menjatuhkan larangan bepergian ke luar negeri untuk Presiden Muhammad Morsi
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Kairo — Angkatan bersenjata Mesir, Rabu (3/7/2013), menjatuhkan larangan bepergian ke luar negeri untuk Presiden Muhammad Morsi dan sejumlah pemimpin senior Ikhwanul Muslimin atas keterlibatan mereka dalam sebuah pembobolan penjara pada 2011.
Para pengelola bandara kepada AFP memastikan, mereka mendapatkan perintah untuk mencegah para pejabat, termasuk Presiden Morsi, Ketua Ikhwanul Muslimin Mohammad Badie, dan wakilnya Khairat al-Shater jika akan bepergian ke luar negeri.
Sebelumnya, komando tertinggi militer Mesir dalam pernyataannya yang berjudul "Jam-jam Terakhir", angkatan bersenjata menegaskan rela berkorban untuk membela rakyat Mesir dari para "teroris dan orang-orang tolol".
"Kami bersumpah kepada Tuhan, kami akan mengorbankan apa pun, termasuk darah kami untuk Mesir dan rakyat negeri ini untuk melindungi mereka dari teroris, kaum radikal, dan orang-orang tolol," demikian pernyataan Ketua Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Jenderal Abdelfattah al-Sisi lewat akun Facebook dewan.
Pernyataan militer itu dirilis hanya tiga jam setelah pidato Presiden Muhammad Morsi yang menolak ultimatum militer dan tidak akan mundur dari jabatannya.
Dalam pidatonya, Morsi mempertahankan legitimasi konstitusionalnya dan memerintahkan angkatan bersenjata untuk menarik ultimatum mereka yang mengancam akan melakukan intervensi jika para politisi tak bisa menyelesaikan krisis.
Mursi juga menegaskan, dia siap memberikan nyawanya untuk mempertahankan konstitusi, sekaligus mengulang pernyataan pemimpin senior Ikhwanul Muslimin yang menyerukan pendukungnya untuk rela berkorban demi mencegah kudeta.