Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Australia Harus Minta Maaf Jika Terbukti Sadap SBY

Australia harus meminta maaf secara terbuka bila penyadapan benar-benar terjadi

Penulis: Ferdinand Waskita
zoom-in Australia Harus Minta Maaf Jika Terbukti Sadap SBY
SURYA/SUGIHARTO
Buruh berbut berjabat tangan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berkunjung Maspion I Sidoarjo, Rabu (1/5/2013). Dalam pidatonya Presiden SBY akan menetapkan mulai tanggal 1 Mei 2014 menjadi Hari Libur Nasional. (SURYA/SUGIHARTO) 

Dokumen intelijen yang sifatnya sangat rahasia itu, pertama kali dikirim ke Fairfax Media di bawah undang-undang kebebasan informasi, dan sempat juga disinggung oleh whistleblower intelijen AS Edward Snowden.

Snowden mengatakan, bahwa saat itu intelijen Inggris dan Amerika mentargetkan para pemimpin asing dan pejabat yang menghadiri pertemuan G20 tahun 2009 di London.

Mantan Perdana Menteri Australia, Julia Gillard juga telah diinformasikan mengenai informasi tersebut.

Kepala Divisi Pertahanan, Intelijen dan Berbagi Informasi Australia, Richard Sadleir pada 17 Juni 2013, bertemu dengan Gillard untuk melaporkan bahwa dokumen yang dibocorkan oleh Snowden merupakan bukti bahwa Markas Komunikasi Pemerintah Inggris (GCHQ), mengoperasikan Pemecah kemampuan intelijen untuk mencegat komunikasi.

Kemampuan pengumpulan intelijen GCHQ di pertemuan G-20 itu diantaranya dapat menembus sistem keamanan smartphone BlackBerry delegasi untuk memantau email dan panggilan telepon.

Selain itu mendirikan warung internet yang memiliki program intersepsi email dan program mata-mata pasword akses dunia maya para delegasi.

Berita Rekomendasi
Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas