Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Agustus Bulan Arwah, Pemimpin Yakuza Berdoa di Makam untuk Ketenangan

Bulan Agustus ini adalah bulan Arwah, menghormati orangtua keluarga kita yang telah meninggal dunia.

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Agustus Bulan Arwah, Pemimpin Yakuza Berdoa di Makam untuk Ketenangan
Majalah Friday
Majalah Friday yang akan terbit pada 9 Agustus mendatang dan mengulas kisah bos Yakuza, kelompok Yamaguchgigumi generasi ke-6, Shinobu Tsukasa (71). 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Bulan Agustus ini adalah bulan Arwah, menghormati orangtua keluarga kita yang telah meninggal dunia. Pertengahan Agustus adalah Obon, saatnya orang Jepang pulang mudik ke kampungnya, lalu nyekar berdoa di makam keluarganya. Bulan ini banyak digunakan orang Jepang untuk melakukan refleksi diri memang.

Hal itu dilakukan lebih awal oleh bos Yakuza dari kelompok Yamaguchgigumi generasi ke-6, Shinobu Tsukasa (71), yang khusus menuju makam Nagamine Reien di Kobe, 23 Juli lalu pukul 10 pagi. Itulah makam bos Kazuo Taoka, Kepala Yamaguchigumi generasi ke-3 yang cukup dihormati banyak kalangan yakuza, tidak terbatas di kalangan Yamaguchigumi saja.

Taoka meninggal 32 tahun lalu dan berkat kepemimpinannya dia disegani sekaligus disukai umumnya anggota yakuza dari berbagai kalangan dan pihak di mana pun juga di Jepang. Dia berhasil memberikan kedamaian di antara para anggota yakuza, tidak berkelahi satu sama lain dan sukses besar yakua di bawah kepemimpinannya saat itu.

Tsukasa yang nama aslinya Kenichi Shinoda, benar-benar berdoa mendalam setelah membersihkan makan dengan mencipratkan air bersih ke makam tersebut. Setelah itu membungkuk menghormati mendalam makam Taoka dan pergi meninggalkan tempat itu diiringi para bodyguard nya. Demikian ungkap majalah Friday terbitan 9 Agustus lalu dikutip Tribunnews.com, Jumat (2/8/2013).

Pertengahan Juli lalu seorang wanita sebuah klub malam di Nagoya menuntut Tsukasa karena di waktu lalu dimintai uang (mikajimeryo) proteksi oleh Yoshitake Matsuyama, kepala kelompok yakuza Kodo-kai yang merupakan afiliasi kelompok Yamaguchigumi.

Wanita yang manager itu menuntut 17,35 juta yen uangnya agar dikembalikan ditambah uang kompensasi 10,85 juta yen yang dibayarkannya antara 1998 sampai dengan 2010. Tuntutan balik ini yang pertama kali dilakukan seorang wanita yang minta balik uang proteksinya dari yakuza.

Berita Rekomendasi

Polisi perfektur Aichi saat ini sangat aktif mendukung masyarakat dan memproteksi masyarakat agar terjauhkan dari kelompok yakuza. Akibat tuntutan tersebut sang wanita kini dalam perlindungan 24 jam oleh pihak kepolisian Nagoya.

Mikajimeryo dibayarkan oleh para korban pemerasan yakuza antara 30.000 yen - 100.000 yen per bulan.
Sumber polisi yang mengungkapkan kepada Tribunnews.com memberitahukan bahwa setiap bulan Yamaguchigumi di daerah Nagoya saja mendapatkan uang proteksi tersebut ratusan juta yen, "Karena itu apabila tuntutan wanita tersebut dikabulkan maka Yamaguchigumi akan mengalami kewalahan mungkin menghadapi para korban lainnya yang akan mencoba hal serupa nantinya," paparnya lagi.

Kiyotaka Tanaka, seorang pengacara korban uang pemerasan mengatakan kepada pers bahwa tindakan wanita tersebut sangat berani dan patut diacungi jempol. Nantinya akan berdampak besar bagi masyarakat di Jepang dan lain-lainnya diperkirakan akan menyusul melakukan hal serupa dengan wanita tersebut di masa depan.

Tuntutan ke pengadilan yang mirip hal itu dilakukan pula Mei lalu. Seorang tua, orangtua dari seorang pekerja klub malam, menuntut Tsukasa, orang nomor duanya juga,  Kiyoshi Takayama, serta tiga pimpinan yakuza lain, dengan tuntutan uang 150 juta yen karena yakuza dianggap membakar klub tempat kerja anaknya dan berakibat anaknya meninggal dunia 3 September 2010 di klub Infinity.

Pembakaran klub tersebut menurut kepolisian Jepang karena mereka menolak membayar uang proteksi kepada Kodo-kai. Tahun 2009 pemilik klub tersebut sempat dipukuli sehingga cukup menderita cukup parah akibatnya.

Berbagai kasus tuntutan mulai banyak dihadapi yakuza khususnya kelompok terbesar Yamaguchigumi ini. Untuk mengantisipasi citra yang semakin buruk lagi, Tsukasa membuat delapan halaman koran tabloidnya bernama Yamaguchi-shinpo tanggal 1 Juli lalu dan menyebarkan kepada sekitar 27.700 anggotanya.

Judul berita utamanya "Aja Hadapi Berbagai Tantangan" memuat pesan dari Tsukasa agar Yamaguchigumi "Back to Basic".

Menurutnya, Yamaguchigumi saat ini perlu kembali ke asal semula yang penuh dengan keagungan, citra yang baik. Kelompoknya harus melakukan perubahan dalam upaya proaktif secara lebih baik lagi dalam praktek bisnis sebagai upaya mendasar menghadapi tantangan utama hidup saat ini. Begitulah komentarnya yang dituliskan pada korannya tersebut.

Pada halaman dua dan halaman tiga berbagai keberhasilan yang dilakukan almarhum Taoka dituliskan di sana dan berharap saat ini bisa terulang kembali dengan strategi yang dilakukan seperti dulu itu.

Saat Taoka masih memimpin 38 tahun lalu juga diterbitkan koran dengan nama Yamaguchi-gumi Jiho.
"Taoka merupakan sumber dan simbol kekuatan bagi sindikat kejahatan Jepang secara nasional dan masuk ke dalam 30 orang besar Jepang di dalam lingkungan Yakuza selama ini," papar Atsushi Hamaguchi, penulis non fiksi Jepang. Olehkarena itu Tsukasa ingin mengikuti jejak Taoka yang berhasil dengan baik melewati kesusahan setelah perang dunia kedua dulu.

Memang tidak mudah melewati berbagai kesulitan saat ini, apalagi kalau masyarakat dan pemerintah telah bersatu kuat untuk menghantam para yakuza saat ini. Nantinya yakuza memang akan benar-benar mengalami kesulitan luar biasa mungkin, tambah Hamaguchi lagi.

Info lengkap yakuza baca di www.yakuza.in
.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas