Tantangan Berat Para Bidan Saat Tangani Proses Kelahiran di Sudan Selatan
Melahirkan adalah hal yang cukup berisiko di negara bagian Equatoria Barat, Sudan Selatan, sebuah wilayah
Editor: Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM - Melahirkan adalah hal yang cukup berisiko di negara bagian Equatoria Barat, Sudan Selatan, sebuah wilayah dengan angka kematian ibu tertinggi di dunia. Agar proses melahirkan menjadi lebih aman, para bidan Dokter Lintas Batas/MSF bekerja dengan para bidan tradisional – dengan sebuah boneka peraga ibu hamil.
“Apa tantangan yang Anda hadapi saat membantu persalinan?” tanya Aisha Akello, seorang bidan MSF.
“Kadang, kami melihat lengan bayi yang keluar terlebih dahulu dan kami tidak tahu apa yang harus dilakukan,” jawab salah seorang bidan tradisional, seperti tertulis dalam rilis yang diterima redaksi Tribunnews.com pekan ini.
“Jika hal itu terjadi, hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah jangan menyentuh ibu hamil tersebut dan bawalah dia ke rumah sakit,” kata Aisha.
Bidan tradisional kerap membantu persalinan para ibu. Mesk para bidan tradisional sudah diberitahu untuk membawa para ibu hamil ke rumah sakit untuk melahirkan, kebanyakan perempuan melahirkan di rumah karena jauhnya jarak rumah sakit dan kurangnya transportasi. Dan juga, karena itu merupakan norma budaya setempat.
Di wilayah pedesaan Equatoria Barat ini, Aisha dan para bidan tradisional mendiskusikan berbagai kendala yang mereka hadapi. Dengan memakai sebuah boneka peraga hamil yang berbaring di tengah ruangan, para bidan tradisional mempraktikkan berbagai teknik untuk membantu para ibu melahirkan dengan aman. Dengan mengkombinasikan sensitivitas kultural para bidan setempat dan pengetahuan kebidanan terkini, para bidan berharap kematian ibu dan anak bisa dicegah.
“Jika Anda melihat kepala muncul dan tidak ada waktu lagi, Anda harus membantu persalinan di tempat,” kata Aisha, “Namun, jika Anda melihat bagian lain, sebaiknya langsung ke pusat kesehatan terdekat.”
Sudan Selatan memiliki angka kematian ibu tertinggi di dunia, yaitu 2.045 per 100.000 kelahiran, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO). Kebanyakan dari kematian ini disebabkan pendarahan pasca-kelahiran, sebab perempuan yang tinggal di pedesaan kerap kesulitan menjangkau pusat kesehatan saat komplikasi muncul. Faktor-faktor seperti kondisi hidup yang sulit, tingginya angka kemunculan penyakit seperti malaria, dan kurangnya staf medis dengan kualifikasi baik turut berpengaruh terhadap tingginya angka kematian ibu di belahan dunia ini.
Dalam konteks ini, kehadiran para bidan tradisional menjadi kunci dalam menyelamatkan hidup para perempuan hamil. Mereka melakukan konsultasi di kota kecil, mengunjungi perempuan hamil di rumahnya, dan para bidan ini juga memiliki pengetahuan yang baik tentang warga setempat. Maka, para ibu hamil sangat mempercayai para bidan tradisional ini. Bekerja dengan para bidan tradisional adalah strategi penting yang dilakukan MSF untuk terus meningkatkan kesehatan ibu hamil di Sudan Selatan.
“Kami tidak bisa hanya duduk diam dan menunggu di rumah sakit,” tutur Michiko Kyokan, koordinator medis di Yambio, daerah di mana MSF membantu rumah sakit utama di negara bagian tersebut. “Kami harus keluar, menjangkau komunitas, karena kalau tidak begitu, para perempuan tidak akan datang. Mereka terbiasa melahirkan di rumah dengan para bidan tradisional.”
Selain bekerja bersama para bidan tradisional MSF juga meminta para mereka membawa para perempuan yang mengalami komplikasi kelahiran ke puskesmas setempat untuk perawatan medis, sedangkan rumah sakit Yambio untuk bedah caesar darurat.
Teresina Simon adalah seorang bidan tradisional dari wilayah selatan Gangura. “Biasanya, saya bekerja di sekitar daerah ini dan saya memberitahu para perempuan bahwa mereka bisa melahirkan di rumah sakit,” kata Teresina. Namun, dia mengetahui bahwa hal ini tidak selalu memungkinkan. “Kadang-kadang, kepala bayi keluar dan tidak mungkin membawa sang ibu ke rumah sakit,” katanya. Sebagai seorang bidan tradisional, ia paham bahwa ia harus siap untuk menghadapi segala kemungkinan.
Teresina tergerak menjadi bidan tradisional setelah menyaksikan kelahiran cucunya yang tak terduga. “Anak perempuan pertama saya menginspirasi saya untuk menjadi seorang bidan tradisional,” tutur Teresina. “Saat itu, dia hamil. Saya sedang membawakan makanan untuknya dan ketika kami mulai makan bersama, dia mengeluh sakit. Ketika saya mendekatinya, saya melihat kepala bayi sudah mulai keluar.” Sejak itu, Teresina siap membantu para ibu hamil di lokasi setempat yang membutuhkannya.
MSF telah bekerja di rumah sakit Yambio, di negara bagian Equatoria Barat, Sudan Selatan sejak 2008. Di sana, MSF mendukung layanan kehamilan, menjalankan program pencegahan transmisi HIV dari ibu ke anak, dan menangani layanan kesehatan anak dan aktivitas bedah. Keberadaan MSF di ruang persalinan dan kerja sama dengan para bidan tradisional telah membantu 1.951 persalinan di rumah sakit pada tahun 2012 dan 1.254 persalinan pada enam bulan pertama tahun 2013 ini.