Setahun, Sedikitnya 35 Ribu Film Porno Diluncurkan di Jepang
Dunia porno di Jepang seolah sangat bebas. Dalam setahun sedikitnya 35.000 judul film porno bermunculan di Jepang.
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Dunia porno di Jepang seolah sangat bebas. Dalam setahun sedikitnya 35.000 judul film porno bermunculan di Jepang. Hal ini berarti 96 atau hampir 100 film porno diluncurkan ke pasar per hari di Jepang. Dunia ini juga sangat dekat dengan kalangan mafia Jepang atau Yakuza. Tempat berputarnya uang dalam jumlah tidak sedikit untuk bidang film porno ini.
Demikian diungkapkan majalah Shukan Post edisi 11 Oktober 2013 yang dikutip oleh Tribunnews.com, Kamis (3/10/2013).
Menurut isi tulisan majalah tersebut, model film porno beraneka ragam, mulai yang halus sampai yang kasar sekali.
Bahkan awal tahun ini sebuah agen artis Bambi Promotion meluncurkan proyek Original AV, yang menawarkan semua penonton film porno untuk mengajukan sendiri proposal jalan cerita (skrip) serta usulan nama aktrisnya untuk memainkan film porno, baik yang soft (halus) sampai dengan yang kasar.
"Sampai saat ini kami banyak mendengar para penonton ingin membuat film sesuai khayalannya sendiri," papar Direktur Bambi Promotion. Lalu perusahaan ini memulainya sejak Maret 2013 dan tampaknya cukup sukses karena hasil produksinya dari berbagai skrip yang diambil dari para penonton film porna, masyarakat umum biasa.
Banyak sekali ide masuk dari para penonton. Misalnya ada yang mengusulkan membuat film dengan pasangan suami-istri bertukar seks satu sama lain lalu di filmkan. Ada pula yang menyarankan dengan cerita sang suami sengaja menjual isterinya untuk bermain seks dengan orang lain di depan mata suaminya, dan beraneka usulan yang sangat menarik kalau tak bisa dibilang aneh-aneh dan tak masuk akal selama ini.
Sekali main sang wanita biasanya mendapat uang sekitar 200.000 yen untuk menjadi aktris film porno tersebut.
Walaupun kelihatan seperti amatir tetapi kualitas film yang dibuat para penonton film porno tampaknya cukup baik dan tak kalah dengan kualitas film porno dalam bentuk DVD.
Sejak diluncurkan program tersebut, memajukan film-film porno dari masyarakat sendiri, pesanan film porno pun banyak berdatangan bukan hanya di dalam negeri Jepang saja, tetapi juga pesanan datang dari Korea, Australia, China, dan Taiwan.
Tampaknya pasar luar Jepang sangat banyak meminati film porno buatan Jepang karena kualitasnya dan hasil cerita yang lain daripada yang lain, terlihat seolah asli kreativitas baru sehingga menarik untuk ditonton, ungkap Direktur Bambi Promotion lagi.
Lepas dari pembuatan film porno, Tribunnews.com melihat cukup banyaknya keterlibatan kalangan Yakuza pula pada dunia film porno ini karena bisa mengeruk uang jumlah besar serta koordinasi dengan pihak berwajib.
Mengapa demikian? Karena film porno di Jepang bisa beredar asal dilakukan sensor bagian kelamin dengan cara diburamkan (di mozaik, kata orang Jepang). Kalau tidak demikian akan melanggar undang-undang yang ada dan pembuat maupun penjualnya dapat masuk penjara atau denda jutaan yen.
Namun untuk bisa menjual dengan harga mahal biasanya tanpa sensor dan hal-hal inilah yang biasanya dilakukan kalangan Yakuza di Jepang sehingga dapat mengeruk jumlah uang cukup besar. Satu CD-ROM film porno yang asli, satu judul, tanpa sensor bisa dijual dengan harga sekitar satu juta rupiah sebuah.
Sedangkan film biasa yang disensor dijual bebas bisa dijual hanya dengan harga sepersepuluhnya (100 ribu rupiah) sebuah, karena umum bisa didapatkan di mana-mana secara bebas (ada sensor). Bahkan sewa di toko persewaan video biasa (umum) cukup 15.000 rupiah bisa melihat satu film porno selama seminggu.
Info lengkap Yakuza bacalah www.yakuza.in