Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Pilu Korban Hantaman Super Topan Haiyan di Filipina

Tim tanggap darurat Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) telah mencapai daerah-daerah

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Kisah Pilu Korban Hantaman Super Topan Haiyan di Filipina
Médecins Sans Frontières/Bruno de Cock
Perlengkapan medis dan logistik Dokter Lintas Batas (MSF) yang diberangkatkan dari lapangan terbang Ostend, Belgia. MSF mengirim 329 ton barang bantuan dan perlengkapan medis menggunakan empat pesawat kargo. Isi kargo antara lain: perlengkapan medis untuk merawat luka-luka, peralatan konsultasi medis, vaksin tetanus, peralatan untuk mengolah air, dan barang bantuan lainnya seperti tenda. 

TRIBUNNEWS.COM - Tim tanggap darurat Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) telah mencapai daerah-daerah yang berada di tengah jalur Topan Haiyan, yaitu Pulau Cebu bagian utara, Pulau Samar bagian timur, Pulau Panay, dan Provinsi Leyte di sebelah barat. Perjalanan dilakukan dengan berbagai alat transportasi: mobil, perahu, pesawat, dan helikopter untuk mendapat gambaran skala kerusakan di wilayah-wilayah tersebut dan mengkaji kebutuhan medis penduduk.

Dalam rilis yang diterima redaksi Tribunnews.com, Kamis (14/11/2013), dampak badai sangat luas dan sebagian besar infrastruktur tidak bisa beroperasi, artinya sangat banyak penduduk yang belum mendapatkan bantuan – terutama di pulau-pulau terpencil yang belum bisa dijangkau pemerintah maupun lembaga bantuan internasional.

“Akses sangat sulit dan (situasi ini) menghambat pengiriman bantuan kepada penduduk yang membutuhkan,” kata dr Natasha Reyes, koordinator tanggap darurat di Filipina. “Prioritas kami adalah untuk menjangkau penduduk di daerah-daerah yang terisolasi; mereka yang paling sulit dijangkau dan sering kali menjadi yang terakhir menerima bantuan.”

Mengkaji kebutuhan

Satu tim MSF naik pesawat ke Guiuan, desa dengan penduduk 45.000 jiwa di sebelah timur Samar, salah satu daerah pertama yang diterjang angin topan. Kerusakannya luas dan kebutuhannya sangat banyak.

“Situasinya suram,” ujar Alexis Moens, kepala tim pengkajian MSF. “Desa itu telah luluh lantak – rumah, pusat kesehatan, sawah, perahu nelayan semua hancur. Orang-orang tinggal di tempat terbuka; tidak ada atap bangunan yang tersisa di seluruh desa Guiuan. Kebutuhan di sini sangat besar dan ada banyak desa di sekitarnya yang belum terjangkau lembaga bantuan.”

Sebuah tim lengkap kembali dengan helikopter untuk mulai memberikan layanan medis kepada sebanyak mungkin penduduk yang membutuhkan. Prioritasnya adalah untuk merawat yang terluka dan memastikan bahwa mereka yang membutuhkan perawatan tambahan akan dirujuk untuk mendapat layanan spesialis. Tim juga akan menyediakan air bersih, bahan tempat tinggal darurat dan kebutuhan dasar lainnya.

BERITA TERKAIT

“Hari ini (13 November 2013) saya bertemu dengan laki-laki yang telah kehilangan seluruh keluarganya,” ujar Moens. “Dia dirawat di rumah sakit karena mencoba menusuk dirinya sendiri dengan pisau di dada. Tragisnya, kami mendengar cerita semacam ini dari banyak tempat. Ada desa-desa yang kehilangan banyak sekali penduduk, dan dukungan psikososial akan menjadi sangat penting untuk membantu mereka membangun hidupnya kembali.”

Tim MSF lainnya mensurvei daerah Pulau Panay dengan helikopter dan memperkirakan sekitar 50 persen Kota Roxaz, di Provinsi Capiz, telah hancur. Pengkajian lebih lanjut akan dilakukan di desa-desa terdampak di sekeliling Roxas. Tim ketiga saat ini di Ormoc, dari sana mereka akan mensurvei situasi di Leyte barat.

Tim MSF keempat mengendarai mobil ke Cebu utara, di mana sebagian besar orang yang kehilangan tempat tinggal telah ditampung di rumah keluarga dan penduduk setempat. Rumah sakit setempat sempat kewalahan pasien sesaat setelah bencana angin topan melintas, namun kini sudah bisa mengelola dengan baik. Tim MSF kemudian naik kapal feri ke Pulau Bantayan, mereka menginap di sana untuk mengkaji kebutuhan penduduk.

MSF dengan cepat meningkatkan respons tanggap daruratnya dan dalam beberapa hari ke depan akan beranggotakan 100 staf, termasuk dokter, perawat, ahli bedah, spesialis logistik, spesialis air-sanitasi. Sepuluh pesawat berisi barang bantuan – termasuk persediaan medis, bahan tempat tinggal darurat, dan peralatan air-sanitasi – diberangkatkan ke Filipina dari gudang MSF di seluruh dunia. Tiga pesawat sudah tiba di Cebu, Rabu (13/11/2013).

Pelanggan SmarTone di Indonesia dapat mendukung tanggap darurat MSF di Filipina dengan cara mengirim SMS.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas