Curhat TKI: Saya Menyesal Bekerja di Malaysia
Kisah menyedihkan Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia seperti tak pernah habis untuk diberitakan.
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Kisah menyedihkan Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia seperti tak pernah habis untuk diberitakan.
Adalah Sarah, TKI yang ditemui di tempat penampungan di Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur Malaysia, Sarah, Jumat (15/11/2013).
Perempuan berusia 22 tahun asal Brebes ini mengaku TKI yang kurang beruntung. Ia kabur dari majikan, lantaran sudah tak digaji lagi. "Saya minta cuti saja tidak diberi. Kerja 24 jam sebagai pembantu di rumah, urus anak, urus hewan piaraan. Istirahat saja susah, apalagi mau minta cuti," kata Sarah.
Sarah juga menuturkan, salah satu temannya kini mengalami gangguan jiwa karena mengalami tekanan psikis dari majikannya. "Teman saya sampai gila karena disiksa sama majikan. Kalau bisa kerja di Malaysia, jangan jadi pembantu," ujarnya.
Sudah lima tahun Sarah mengaku bekerja di Malaysia. Dalam kurun waktu itu pembayaran gaji lancar-lancar saja. Namun, makin lama, bukan kenyamanan yang ia dapat. Disiksa, hingga akhirnya ia memberanikan diri kabur dari rumah majikan.
Hal serupa dialami oleh TKI asal Garut. Wanita berjilbab ini menangis saat ditemui oleh Timwas DPR. Ia baru saja kabur dari rumah majikan, dengan masalah yang sama, paspor ditahan dan tak diberikan gaji lagi.